Pagi di tahun 2012
saat ditepi Situ Lembang
Taman Lembang..
taman di Jantung Menteng Jakarta
Matahari pagi itu cerah bersinar keperakkan..
saat tubuhku masih gerah
berpeluh keringat
sepuluh putaran berolahraga,
mengayun kaki..
mengayun tangan..
menyapa cahaya pagi
berseri, semangat, ceria
Situ Lembang
sesaat ketenangan
seteguk penghilang penat
ditengah kebisingan kota ini
air situnya
memang taklah bersih
juga tak jernih
meski tumbuh bunga teratai
penghias kolam..
tapi jelaga lumpur menghimpit wajah dan tepian kolam
saya duduk di tepi disisi jalan setapak..
dibawah jurai daun
dari jejeran pohon
nan meneduh
menginspirasi bathin
Memandang rumah
berderet melingkar..
bagai sabuk
dipinggang Situ Lembang
Saya lihat sosok ibu..
turun ke taman..
melangkah ceria
melalui jalan titian bertangga
hingga tepian jalan setapak
yang melingkari setu
terus melangkah..
lalu mendekatiku
tersenyum..
Ibu yang ramah itu..
senyum, senyum..
memandang..
saat biola kugesek..
berteman 3 puteriku
dan Istri…
sesaat ku memangan air situ
angin bertiup semilir
mendorong air situ
beriak ..
bergelombang kecil mengayun
dikolam besar
Taman Lembang
Saya terhentak ..
Ibu itu,..
Oh..
Prof Edi Setiadi..
pegiat seni budaya
pernah berkhidmat..
selaku Dirjen Kebudayaan
Ayoo.gesek lagi biolanya, “ucapnya:”
saya hanya merunduk senyum..
ada rasa sungkan juga, malu..pakewuh..
sempat berbincang..
lalu,
sahutnya…
“main..yah..ke rumah saya:”
“ucapnya, dengan ramah :”, “tak jauh kok”
itu..rumah no 21…
Oh, baiknya Prof. Ini
ramah, penuh keakraban sederhana dan bersahaja.
Berlalu kini..
kisah itu..
setelah 10 tahun kemudian
ku dengar berita
kepergian selamanya
Prof. Edi Setiadi..
Saya tak lupa
kenangan singkat itu
walau sempat terlupakan
namun tak berkarat…
dalam lubuk hati ini
kecuali gejolak
rasa menghentak jiwa
kabar kepergiab beliaupun saya dapat dari sobat…
Selamat jalan …
Prof.Edi Setiadi.
dalam persaksian
situ Lembang ku bertakziah.
merunduk ku kirim do’a..
di kampung abadi bahagialah..
Firdaus Syam
Pagar Alam
November 2022
Sekilas kenangan
