SURAKARTA, MENARA62.COM — SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat, Surakarta, Jawa Tengah memanfaatkan permainan monopoli sebagai sarana untuk mengenali kemampuan interaksi sosial, Sabtu (7/4/2018). Permainan ini mampu menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan, serta mengajak siswa berinteraksi diantara mereka.
Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar, menurut Afifi, mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yaitu terciptanya suasana yang nyaman dalam belajar. Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan interaksi sosial yang baik antar siswa. Interaksi sosial yang baik dapat menciptakan sikap saling menghargai dan akan mendorong siswa untuk berprestasi di lingkungan sekolah.
Pada Sabtu (7/4/2018), SMA Muh PK bersama mahasiswa Psikologi UMS melakukan tes untuk kenali interaksi siswa dengan media permainan monopoli.
Afif, mengatakan, kegiatan ini dilakukan karena banyak kejadian di lapangan, beberapa siswa hanya akrab dengan teman satu kelasnya. Dari tes ini akan dilihat, apakah jika siswa digabungkan dengan siswa dari lain jurusan dalam satu kelompok bisa terjadi interaksi sosial yang baik.
“Tes ini dilakukan dengan membentuk siswa ke beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lintas jurusan yaitu siswa dari kelas IPA dan IPS. Sebelum siswa memainkan monopoli, siswa harus mengisi angket terlebih dahulu. Angket tersebut digunakan untuk mengukur interaksi sosial sebelum dan sesudah perlakuan,” ujar Afif.
Siswa terlihat antusias saat mengikuti tes tersebut, salah satu siswi SMA Muhammadiyah PK, Fadya Almira dari kelas XI IPS. Ia mengatakan permainannya seru sekali. “Saya main monopoli dengan teman saya dari kelas IPA dan 2 teman dari kelas X. Sebelumnya saya dengan anak kelas X hanya sebatas tahu namanya saja, tetapi melalui permainan ini saya jadi lebih akrab dengan mereka,” ujarnya.
Melalui tes dengan media monopoli ini, siswa diharapkan mampu meningkatkan interaksi sosialnya, sehingga kerjasama antar siswa akan tercipta ketika ditemukan suatu permasalahan di sekolah. Selain itu, diharapkan siswa akan dengan senang hati saling berdiskusi dan saling membantu dalam memecahkan masalah kesulitan belajar yang dihadapinya.