ENREKANG, MENARA62.COM — Ketua STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Muhammadiyah Enrekang, Drs Yunus Basu MSi mengatakan siap berubah menjadi universitas. Jumat (15/3/2019), STKIP Muhammadiyah Enrekang dijadwalka akan melakukan presentasi di hadapan L2Dikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) 9 Makassar, Sulawesi Selatan.
Yunus mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela wisata ke Negeri di Atas Awan Lolai, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (13/3/2019). Saat ini STKIP Muhammadiyah Enrekang memiliki Program Studi (Prodi) Pendidikan Nonformal (S1), Bimbingan Konseling (S1), Pendidikan Bahasa Inggris (S1), Pendidikan Matematika (S1), dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1). Semua Prodi telah terakreditasi BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi).
Lebih lanjut Yunus mengatakan setelah presentasi akan dilanjutkan pengurusan izin operasional ke Kemenristekdikti (Kementrian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi). “Kita targetkan tahun 2019, insyallah bisa memperoleh izin,” kata Yunus.
Untuk menjadi universitas, STKIP Muhammadiyah Enrekang telah mempersiapkan Prodi dan fakultas tambahan yaitu Prodi Teknik Sipil, Agroteknologi, Bio Kewirausahaan, Ilmu Gizi, Perpustakaan dan Sain Informasi. Ada empat fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); Fakultas Pertanian; Fakultas Kesehatan; dan Fakultas Teknik.
Secara terpisah Bupati Enrekang, Drs H Muslimin Bando MPd yang juga sebagai Ketua Dewan Penyantun STKIP Muhammadiyah Enrekang sangat mendorong perubahan menjadi universitas. Sebab perubahan STKIP Muhammadiyah menjadi universitas akan memiliki multiple effect.
Salah satunya, dapat mengurangi uang yang keluar dari Enrekang jika banyak pemuda melanjutkan kuliah di daerah lain. “Saat ini satu orang jika kuliah di luar daerah untuk biaya kos sekitar Rp 6-7 juta satu bulan. Untuk menyelesaikan S1 dibutuhkan minimal empat tahun. Sehingga setiap mahasiswa membutuhkan kurang lebih Rp 300 juta. Jika ada 1.000 mahasiswa keluar Enrekang dibutuhkan beaya kos sebesar Rp 300 miliar,” kata Muslimin saat menerima kunjungan Rombongan Rektor UAD di rumah pribadinya, Rabu petang (13/3/2019).
Dijelaskan Muslimin, saat ini lulusan SMA di Enrekang ada sekitar 7.000 per tahunnya. Mereka melanjutkan kuliah keluar daerah yang telah memiliki universitas. Karena itu, untuk mengerem pemuda keluar daerah, Kabupaten Enrekang mendorong STKIP Muhammadiyah menjadi universitas.
Diharapkan setelah menjadi universitas dapat menampung minimal 3.000 mahasiswa. “Kalau mereka tidak keluar daerah, ada beberapa keuntungan. Uang tidak keluar daerah dan masih bisa membantu orangtuanya bertani atau profesi lain,” kata Muslimin.
STKIP Muhammadiyah Enrekang didirikan 1 Desember 1973 yang masa itu hanya mengelola Prodi Pendidikan Sosial jenjang Sarjana Muda (D3). Baru tahun 1986 mengelola Prodi Pendidikan Luar Sekolah. Menyusul Prodi Bimbingan Konseling (S1), Pendidikan Bahasa Inggris (S1) dan Pendidikan Matematika (S1) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1).