JAKARTA, MENARA62.COM– Persoalan ekonomi ternyata menjadi pemicu utama timbulnya stress pada masyarakat. Itu sebabnya proporsi masyarakat yang mengalami stres lebih banyak ditemukan di perkotaan.
“Biaya hidup di perkotaan sangat tinggi sementara disisi lain lapangan kerja yang menjanjikan penghasilan cukup sangat minim,” kata Imaduddin Abdullah, pengamat ekonomi UI di sela diskusi publik bertema Urban Living & Stress Management yang digelar Lembaga Survey Kedai Kopi, Rabu (12/04/2017).
Dominannya masalah ekonomi sebagai pemicu stres bisa dilihat dari kasus kriminal yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam sejumlah kasus, faktor ekonomi menjadi alasan seseorang untuk bunuh diri atau melakukan tindakan kriminal.
Psikolog Liza Marielly Djaprie mengatakan berdasarkan penelitian, ternyata skor masyarakat kota menghasilkan skor yang lebih tinggi ketika mereka ditanya dan dianalisis tentang permasalahan mereka yang dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Semakin ia tinggal di daerah perkotaan maka aktivitas pACC (perigenual anterior cingulate cortek) mengalami peningkatan yang signifikan. pACC adalah bagian otak yang dapat mengatur tinggi rendahnya tingkat stres yang dialami seseorang. “Masyarakat kota lebih stres karena daya tekan yang tinggi baik sosial maupun ekonomi, dan lingkungan. Kompleksitas kehidupan di kota inilah yang mencerminkan tingginya tingkat stres masyarakat,” jelas Liza.
Sementara itu, Corporate Business Development Deputy Director PT Kalbe Farma Tbk FX Widiyatmo mengatakan tingginya tingkat stres ini perlu diantisipasi oleh masyarakat karena akan membawa dampak langsung terhadap kesehatan. “Masyarakat harus menyadari bahwa stres akan berdampak pada kesehatan jasmani. Stres sangat manusiawi, namun harus dikelola dengan baik. Harus ada keseimbangan dalam hidup agar stres tidak berdampak pada kesehatan,” tandas Widiyatno.
Founder Lembaga Survey Kedai Kopi Hendri Satrio mengutip hasil penelitian yang dilakukan Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Amerika Serikat, sejak 1983 sampai 2009 tingkat stres masyarakat mengalami peningkatan hingga 18 persen pada wanita dan 24 persen pada pria.