28.9 C
Jakarta

Sumbangan PDB Sektor Pertanian Menurun Drastis

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM-Sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 25 tahun terakhir mengalami penurunan drastis dari 22 persen menjadi tinggal 13 persen saja. Menurut  Dr Lutful Hakim dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian Pertanian, kondisi tersebut wajar karena Indonesia sedang mengalami transformasi struktural dari agraris menuju negara industri.

“Transformasi struktural pembangunan pertanian menuntut kontribusi subsektor on-farm menurun secara prosentase namun subsektor off-farm meningkat melalui program hilirisasi, sehingga secara agregat tentu kontribusi sektor pertanian akan tetap tinggi,” kata Lutful, Senin (03/04/2017).

Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah pembangunan pertanian, harus dilakukan dengan cara bertahap dan skala prioritas. Mulai dari konversi lahan, SDM, pasca panen dan hilirisasi maupun struktur pasar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sendiri telah mengarahkan membangun pertanian yang harus berorientasi jangka panjang, tanpa melupakan penyelesaian jangka pendek.

“Saat ini sudah diterbitkan Roadmap Jangka Menengah dan Panjang dengan Visi Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045,” lanjutnya.

Membangun bagi Lutful harus berdasar skala prioritas dengan fokus 2015 hingga 2019 adalah mewujudkan kemandirian ekonomi melalui kedaulatan pangan dan kesejahteraan. Selanjutnya pada 2020-2024 Indonesia sudah memasuki tahapan menuju negara industri dengan kelas Upper Middle Income dan selanjutnya hingga akhirnya menjadi negara kelas high income dan Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045.

Adapun beberapa kebijakan strategis pembangunjan sektor pertanian yang telah mulai dilakukan Kementan adalah pertama, modernisasi dengan mekanisasi dilakukan besar-besaran. Ini menunjukkan upaya transformasi dari pola manual konvensional menjadi berteknologi serba mesin yang lebih efisien, cepat dan berkualitas.

Kedua, Menteri Pertanian memberi berbagai kemudahan investasi melibatkan BUMN, Swasta Dalam dan Luar Negeri mengembangkan komoditas komersial orientasi ekspor, membangun pola kemitraan, sehingga petani sekitar terlibat aktif dan menikmati manfaat.

Ketiga, Menteri Pertanian mewujudkan lumbung pangan di wilayah perbatasan serta membuka isolasi daerah pedalaman sebagai jembatan bagi penduduk miskin untuk akses terhadap dunia luar, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.

“Keempat, membangun pangan organik berteknologi berkelanjutan, biaya tidak berbeda dengan usahatani konvensional, namun hasilnya signifikan menciptakan value added dan income yang tinggi.  Menteri Pertanian Amran telah menggalakan padi organik di banyak wilayah dan permintaan ekspor beras organik sangat tinggi,” ujarnya.

Ke-lima, lanjut Lutful, regulasi pengendalian impor yang telah direspon pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas pabrik guna menyerap produk petani. Regulasi Harga Atas dan Harga Bawah telah memberikan jaminan pasar dan harga bagi petani dan konsumen.

Ke-enam, masalah tata niaga dan rantai pasok dengan program Serap Gabah Petani (Sergap) yang berhasil memotong rantai pasok, stabilisasi harga gabah petani dan stock beras meluber.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!