28.9 C
Jakarta

Survei Membuktikan, Keraguan Masyarakat Terhadap Vaksin Menurun

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Keraguan masyarakat atas keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 menurun. Seiring dengan perubahan persepsi atas keamanan dan keampuhan vaksin, rasa khawatir akan efektivitas vaksin dan efek sampingnya pun berkurang. Hal ini tercermin dalam survei Katadata Insight Center (KIC) kepada 1061 pedagang pasar dari 34 propinsi di Indonesia.

Berkaitan dengan keampuhan/efektivitas vaksin, sebanyak 39,2% responden pedagang menyatakan bila tahun sebelumnya khawatir, saat dilakukan survei menyatakan sudah merasa lebih tenang. Begitu juga dengan 40,4% responden yang mengakui lebih tenang mengenai keamanan vaksin dibanding tahun sebelumnya.

Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi Zabkie mengatakan, hanya tersisa kurang dari 10% yang tetap khawatir mengenai efektivitas vaksin dan efek sampingnya dan lebih sedikit dari 1% saja yang dari tenang menjadi kuatir akan kedua hal tersebut.

Pada survei yang dilakukan terhadap pedagang pasar basah pada November 2021 lalu ini juga tergambar jika persepsi akan keamanan dan keampuhan vaksin pun membaik. “Ada peningkatan pada persentase pegadang yang menyatakan setuju jika vaksin efektif dan aman. Pada survei pertama (baseline) sebanyak 17,8% pedagang menyatakan ragu akan efektivitas vaksin. Namun setelah 5 bulan kami lakukan sosialisasi, berikan informasi yang benar serta melakukan cek fakta hoaks, yang ragu akan efektivitas vaksin menurun menjadi 6,6% saja,” ujar Vivi.

Ia menambahkan bila persepsi akan keamanan dan efektivitas ini dimonitor oleh KIC untuk melihat pengaruhnya pada kesediaan vaksinasi.

Seiring dengan itu, survei ini juga mengukur kesedian vaksinasi pedagang. “Ini meningkat, jumlah yang mau divaksinasi serta kami lihat juga ada perubahan sikap.  Oleh karenanya cakupan vaksinasi pada pedagang juga membaik. Kami menduga sikap pedagang ini sedikit banyak juga mencerminkan sikap masyarakat secara umum,” jelas Vivi dalam webinar Survei Katadata Insight Centre X Asparindo: Cek Fakta untuk Halau Hoaks di Pedagang Pasar pada Rabu (26/01/22).

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo) Suhendro mengatakan, sekitar 95 persen pedagang pasar di seluruh Indonesia sudah menerima vaksinasi 1 dan 2. Kata dia, saat ini pedagang pasar tinggal menunggu vaksinasi booster atau penguat.

“Para pedagang pasar sudah terinformasi dan sadar bahwa vaksinasi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan. Kalau balik ke awal, Asparindo itu mendapat surat dari Kemenkes terkait vaksinasi karena banyak sekali hoaks seputar vaksinasi. Lalu kami melakukan pilot project di sejumlah pasar dan pada hari pertama tidak banyak yang datang. Baru pada hari ke-5 dan seterusnya, pedagang pasar baru mau melakukan vaksinasi. Ini terjadi karena hoaks yang memang sangat banyak sekali di awal-awal vaksinasi,” kata Suhendro.

Secara umum tren positif tersebut membuat cakupan vaksinasi pada kalangan pedagang pasar membaik. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan cakupan vaksinasi pada survei tahap 1 (baru 32,4% responden yang melengkapi dosis vaksin kedua) dan survei tahap 2 (78,2% responden yang melengkapi dosis kedua) dari rangkaian Survei Informasi dan Kesediaan Vaksinasi Katadata Insight Center.

Survei untuk memonitor perilaku dan sikap pedagang pasar dilakukan dua kali, sebelum sosialisasi dan setelah sosialiasi. Survei Informasi dan Kesediaan Vaksinasi Tahap 2 dilakukan terhadap 1.061 responden pedagang pasar dari seluruh Indonesia dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling. Survei ini dilakukan pada November 2021 dengan metode survei online. Sedangkan survei tahap 1 dilakukan pada Juni 2021 dengan metode yang sama.

Mulai Jarang Cuci Tangan & Jaga Jarak

Survei juga mengukur mengenai penerapan protokol kesehatan di kalangan pedagang. Tindakan pencegahan yang mayoritas dilakukan pedagang adalah menggunakan masker (96,7%). Persentase pedagang yang menyatakan mengenakan masker saat di tempat umum naik tipis dibanding 4-5 sebelumnya (95,9%).

Di antara sejumlah praktik prokes yang ditanyakan dalam survei, ditemukan bila kebiasaan mencuci tangan dan menjaga jarak mengalami penurunan dibandingkan saat responden mengisi survei sebelumnya.

Survei juga menangkap bila hoaks vaksinasi Covid-19 masih beredar di kalangan pedagang. Missinformasi vaksin sebagai obat paling banyak dipercaya.  Diikuti “vaksin tak diperlukan jika menjaga pola hidup sehat.” Informasi vaksin menyebabkan meninggal dunia juga paling banyak didengar atau sampai di pedagang, namun hanya 9,8% yang percaya. Diikuti isu halal-haram vaksin.

“Kami memonitor hoaks yang beredar dan lalu membuat cek fakta atas hoaks tersebut, lalu kembali mendistribusikan fakta sebenarnya kepada pedagang. Ini upaya kami turut berpartisipasi dalam mendukung vaksinasi,” tutup Vivi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!