SOLO, MENARA62.COM – Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menyelenggarakan Kajian Tafsir secara daring melalui Zoom Meeting, Kamis (10/7). Kajian ini menghadirkan pembicara, Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I., M.Th.I., yang melanjutkan tafsir Surah Al-Haqqah ayat 6–16 dengan pembahasan mendalam tentang gambaran hari kiamat, keberadaan para malaikat, serta proses hisab manusia di akhirat.
Dalam paparannya, Ainur menjelaskan bahwa Al-Haqqah, yang berarti “Hari yang Pasti Terjadi,” menggambarkan kedahsyatan hari kiamat, di mana langit terbelah dan pintu-pintunya terbuka.
“Langit pertama hingga ketujuh bukanlah atmosfer seperti yang kita pahami secara ilmiah, melainkan wilayah-wilayah yang belum mampu dijangkau oleh manusia,” jelasnya.
Dalam kajian itu juga menyinggung keberadaan delapan malaikat yang memikul ‘Arsy (Singgasana Allah), sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Ainur menyampaikan bahwa terdapat perbedaan pandangan ulama apakah delapan itu merujuk pada jumlah malaikat atau delapan barisan (shaff) malaikat. Para malaikat itu senantiasa bertasbih, bertahmid, serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman.
Ia juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah diizinkan bercakap dengan salah satu malaikat pemikul Arsy, yang dijelaskan memiliki ukuran tubuh yang luar biasa besar. “Dari daun telinga sampai pundaknya saja butuh 700 tahun perjalanan. Ini menggambarkan betapa agungnya ciptaan Allah,” ujarnya.
Dosen UMS itu menekankan bahwa semua manusia akan menghadapi proses hisab yang sangat rinci. Tidak ada satu amal pun yang tersembunyi. Semua tercatat secara detail, sampai ke detik dan tempatnya. Ia menukil ayat “Iqra’ kitabak, kafa binafsika alyauma ‘alaika hasiba,” seraya menegaskan bahwa manusia akan diminta membaca catatan amalnya sendiri.
“Gambaran surga dalam tafsir sangat indah, makan dan minum tanpa batas, tanpa penyakit, dan tanpa rasa benci antar penghuni. Hidup dalam keadaan muda dan sehat selamanya,” kata dia.
Sebaliknya, orang yang menerima catatan dengan tangan kiri akan mengalami penyesalan mendalam. Mereka berharap andai kematian dahulu mengakhiri segalanya. Menurut Ainur itu bukan sekadar keluhan, tapi bentuk penyesalan mutlak karena mengetahui nasib buruk yang akan menimpanya di akhirat.
Ainur menambahkan bahwa para pendosa akan menerima kitab amal dengan tangan kiri karena tangan kanan mereka dibelenggu. Mereka bahkan berharap menjadi tanah saja, sebagaimana binatang yang mati dan tidak dihisab.
Kajian ini ditutup dengan pesan agar seluruh umat Islam terus bermuhasabah dan memperbanyak amal saleh. Ia berpesan bahwa Al-Qur’an dan tafsir mengajarkan manusia untuk mempersiapkan diri, bukan hanya untuk mati, tapi untuk kehidupan abadi di akhirat.
Kegiatan rutin ini merupakan bagian dari program BPSDM UMS dalam meningkatkan kapasitas spiritual dan pemahaman keislaman sivitas akademika. Kajian berlangsung interaktif dan diikuti oleh dosen, karyawan, serta tenaga kependidikan UMS. (*)
