30.8 C
Jakarta

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Gerhana

Baca Juga:

Untuk memudahkan dalam memahami, tata cara pelaksanaan shalat gerhana akan dijelaskan dalam bentuk urutan sebagai berikut:

  1. Niat dalam hati.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca doa iftitah. Yaitu “Allahumma baid …” dan seterusnya. Doa iftitah yang lain pun bebas dibaca asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih.
  4. Membaca taawudz yang dibaca dengan lirih.
  5. Membaca Surat Al-Fatihah yang dibaca dengan keras.
  6. Membaca surat yang panjang. Dianjurkan surat surat yang jumlah ayatnya 100 ayat ke atas. Jika tidak hafal yang panjang, maka yang pendek pun tidak apa apa.
  7. Rukuk. Rukuk dilakukan dengan lama melebihi shalat biasa. Anas bin Malik menuturkan bacaan tasbih Rasulullah SAW dalam shalat biasa kira-kira 10 kali.
  8. Iktidal.
  9. Membaca Alfatihah kedua. Selesai iktidal, tangan disedekapkan lagi lalu membaca Alfatihah untuk yang kedua kali. Inilah yang membedakan dengan shalat-shalat biasa. Jika pada shalat biasa setelah iktidal langsung sujud, maka pada shalat gerhana setelah iktidal berdiri lagi untuk membaca.
  10. Membaca surat yang lebih pendek dari surat sebelumnya.
  11. Rukuk. Rukuk dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit dari pada rukuk yang pertama.
  12. Iktidal.
  13. Sujud. Sujud diusahakan juga lama. Sujud dilakukan dua kali sebagaimana shalat biasa.
  14. Berdiri dari sujud untuk melakukan rakaat yang kedua. Pada rakaat kedua ini yang dilakukan sama persis dengan rakaat pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek.
  15. Sujud. Sujud pada rakaat yang kedua ini juga relatif lama, tetapi lebih pendek dari pada sujud pada rakaat pertama.
  16. Salam.
  17. Shalat gerhana dilanjutkan dengan khutbah. (*)

Ditulis oleh Dr Syamsuddin MA, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. Tulisan dilansir situs pwmu.co

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!