JEMBER, MENARA62.COM – SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur berhasil menuntaskan pembangunan, dan memulai operasional Teaching Factory (TeFa) berupa tambak perikanan payau dan laut dengan total investasi senilai Rp3,5 miliar berupa sarana produksi dan lahan. Investasi tersebut merupakan salah satu wujud nyata komitmen investasi industri dengan total nilai Rp439 milyar kepada 373 SMK di seluruh Indonesia.
Adapun potensi laba tambak TeFa SMK Puger mencapai ratusan juta setiap panen. Capaian SMK PK ini menjadi bukti keberhasilan transformasi pendidikan vokasi yang menjadi salah satu poin kebijakan Merdeka Belajar Vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, menyampaikan apresiasi atas inovasi yang dilakukan oleh SMK PK. Ia harapan agar satuan pendidikan vokasi dalam aktivitas pembelajarannya bisa bergerak bersama dengan dunia usaha, industri, dan dunia kerja (IDUKA).
”Kami sangat berharap Bapak dan Ibu pelaksana atau penyelengara pendidikan vokasi, tidak lagi melaksanakan program sendirian. Pendidikan vokasi harus berdampingan dengan mitra industri dan dunia kerjanya, guru dalam merancang bahan pembelajaran harus sejalan dengan perkembangan DUDI,” tekannya di sela-sela peresmian TeFa yang diikuti dengan menebar bibit udang (benur) Vaname, di sekolah tersebut, pada Kamis (22/12).
Selain itu, Kiki Yuliati juga merasa bangga dengan kerja sama yang sudah terjalin baik antara mitra industri dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Menurutnya, ketika para siswa mengenal IDUKA diharapkan wawasan siswa seketika terbuka dan mereka mendapat inspirasi untuk mematangkan potensi dan bakatnya selagi duduk di bangku sekolah.
”Kerja sama ini tak hanya menguntungkan bagi industri, namun juga satuan pendidikan vokasi. Semoga banyak SMK yang bisa mencontoh inisiatif ini,” imbau Kiki.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Kiki kembali mengingatkan pentingnya DUDI menjadi co-creater bagi pendidikan vokasi. Ia mendorong mitra industri untuk berdiskusi terkait dengan kurikulum, keterampilan, dan kompetensi guru pada pendidikan vokasi. Selain itu, Kiki juga mengundang para praktisi untuk mengajar di satuan pendidikan vokasi.
”Kami melihat bahwa gotong royong dalam pengembangan pendidikan sangatlah penting untuk menyiapkan generasi Indonesia yang kompeten. Industri juga akan merasakan manfaat besar dan tidak perlu melatih ulang ketika mendapat SDM yang kompeten, karena sebagian sudah disiapkan saat duduk di satuan pendidikan vokasi,” paparnya.
TeFa berupa tambak Udang Vaname ini memiliki tiga kolam produktif dengan total luas ketiga kolam mencapai 4.823 m2. Adapun daya tampung udang pada kolam pertama sebanyak 255.300 ekor, kolam kedua sebanyak 255.300 ekor dan kolam ketiga berjumlah 212.850 ekor. Jika ditotal, tambak tersebut mampu menampung setidaknya 700.000 ekor udang.
Berdasarkan jumlah tersebut, potensi keuntungan untuk estimasi produksi per musim sebanyak 14.469 kg (14,4 ton) atau Rp1.125.160.443, di mana biaya produksi per musim senilai Rp809.000.000 dan jumlah laba per musim senilai Rp315.000.000 dengan masa panen 90—120 hari. Tak hanya memiliki tambak yang memadai, di lingkungan TeFa ini juga telah disediakan dua bangunan yang diperuntukkan untuk laboratorium kualitas air serta laboratorium hama dan penyakit.
Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kuntjoro Basuki menjelaskan, para siswa menjalani proses pembelajaran TeFa di tambak Udang Vaname yang meliputi persiapan lahan, persiapan wadah, persiapan media, proses budidaya, panen, pascapanen, dan pemasaran. Dalam proses pembelajaran siswa didampingi oleh perguruan tinggi pendamping dan instansi terkait.
Kuntjoro mengatakan Teaching Factory memberikan kebermanfaatan yang luas bagi satuan pendidikan dan sektor industri. Manfaat yang dirasakan peserta didik adalah meningkatnya keterampilan dan kemampuan mereka yang relevan dengan dunia kerja. Sedangkan bagi sekolah, keberadaan TeFa juga menjadi nilai tambah karena meningkatkan kualitas sarana dan prasana serta pelatihan guru. Adapun manfaat yang dirasakan mitra industri dengan penerapan TeFa di satuan pendidikan yaitu membantu mereka mendapatkan SDM yang kompeten di masa depan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Diakui Kuntjoro proses pembangunan TeFa ini mengalami pasang-surut. Sejak tahun 2000 dari awal sekolah berdiri dan semenjak enam bulan di tahun 2022, sekolahnya mendapat bantuan program SMK Pusat Keunggulan dengan skema pemadanan.
”Kepada semua pihak kami mengungkapkan terima kasih dan apresiasi atas dukungan yang diberikan kepada SMK Perikan dan Kelautan Puger. Ini adalah pencapaian yang sangat berarti bagi kami selama 22 tahun berjuang di dunia pendidikan,” ungkap Kuntjoro.
Lebih lanjut, ia berharap, pelaksanaan TeFa di SMK Perikanan dan Kelautan Puger bukan hanya menjadi tambak seperti pada umumnya, tetapi lebih dari itu yakni dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi masyarakat di pesisir Kabupaten Jember maupun SMK Bidang Kemaritiman pada umumnya.