BALI – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) terus berkomitmen menjadikan kampus sebagai area bebas rokok. Untuk mendukung komitmennya tersebut, Pusat Neurosains UHAMKA (PNU) mengembangkan instrumen penelitian terkait kampanye anti rokok menggunakan teknologi Human Eye Tracking.
Teknologi tersebut dipamerkan PNU pada ajang Asian Pacific Conference on Tobacco or Health (APACT) 12th : Tobbacco with Effective Campaign yang berlangsung di Hilton Bali Resort, Bali pada 13-15 September 2018.
“Alhamdulillah, instrumen penelitian kami menarik peserta APACT untuk berkunjung ke booth UHAMKA. Bahkan sejumlah universitas tertarik untuk menjalin kerjasama dengan PNU,” kata dr. Rizki Edmi Edison, Ph.D selaku Ketua Pusat Neurosains UHAMKA dalam siaran persnya, Selasa (18/9).
Teknologi Human Eye Tracking adalah proses mengukur baik titik pandangan (mana orang yang melihat) atau gerakan mata relatif terhadap kepala. Pelacak mata adalah alat untuk mengukur posisi mata dan gerakan mata. Hasil pelacakan dari teknologi ini akan memberikan informasi bagi pembuat kampanye, di titik mana yang akan menjadi fokus audiens penerima kampanye anti rokok tersebut.
“Dengan cara menemukan titik fokus penyampaian pesan, maka kampanye anti rokok menjadi lebih efektif,” lanjut Rizki.
Pada kesempatan tersebut UHAMKA sebagai salah satu institusi penerima penghargaan Kampus Tanpa Rokok2016 dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia memberikan pemaparan program dan kebijakan kampus serta hasil penelitian mengenai kampanye anti rokok yang efektif. UHAMKA juga berkesempatan mempresentasikan hasil penelitian terkait dengan rokok dan tembakau, dan menampilkan booth untuk menjelaskan hasil penelitian sekaligus mempromosikan UHAMKA.
Sedangkan Pusat Neurosains UHAMKA (PNU) merupakan lembaga riset khusus otak yang membidangi penelitian dan pengembangan neurosains berbasis Electroencephalography (EEG) dengan metode pemantauan electrophysiological untuk merekam aktivitas listrik dari otak.
APACT merupakan acara dua tahunan yang diikuti oleh berbagai elemen akademik, pembuat kebijakan, dan pekerja profesional di bidang pengontrolan tembakau. Acara ini merupakan kegiatan pemaparan yang ditujukan sebagai upaya memberhentikan kebiasaan merokok di kalangan masyarakat.
Pada acara APACT 12th tersebut, Pusat Neurosains UHAMKA berkesempatan pula untuk melakukan demonstrasi penggunaan Human Eye Tracker. Tak hanya itu, kata Rizki, PNU juga berkesempatan menunjukkan hasil penelitian bagaimana pengaruh olahraga aerobic terhadap kemampuan kognisi para pelajar antara perokok maupun bukan perokok.
Pusat Neurosains UHAMKA adalah lembaga riset dan pengembangan otak dibawah naungan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang concern menangani isu keilmuan otak dan turunannya. Untuk menunjang pengembangan riset dan keilmuan, Pusat Neurosains UHAMKA mempunyai alat Electroencephalography (EEG) dengan metode pemantauan electrophysiological untuk merekam aktivitas listrik dari otak. EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan dari ionik arus dalam neuron otak.
Selain itu, PNU juga memiliki Human Eye Tracker untuk mengukur baik titik pandangan (mana orang yang melihat) atau gerakan mata relatif terhadap kepala. Pelacak mata adalah alat untuk mengukur posisi mata dan gerakan mata. Pelacak mata yang digunakan dalam penelitian tentang sistem visual, psikologi, di psikolinguistik, pemasaran, sebagai perangkat input untuk interaksi manusia-komputer, dan desain produk. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pusat Neurosains UHAMKA dapat diakses di Facebook : PN Uhamka, instagram : @neuroscience_center_uhamka, korespondensi di pusatneurosains@uhamka.ac.id, dan di www.pn.uhamka.ac.id .