BANDUNG, MENARA62.COM – Komunitas Pengusaha Mandiri Lokal Majalaya, Kabupaten Bandung meminta pemerintah pusat menekan kran impor industry tekstil. Pasalnya membanjirnya tekstil impor mengancam keberlangsungan industry tekstil lokal.
Hal tersebut mengemuka saat digelar diskusi Pojok Sore yang menghadirkan tiga pengusaha tekstil lokal asal Majalaya. Mereka adalah H. Rudi Moch Sakhriar dari CV. Ristie Raya Lestari yang menproduksi sarung tenun, H. Hafid Zaenal Mutaqin dari UD. Purnama selaku pengusaha trading benang dan H. Reza Mochammad Rijaludin, SH, dari CV. Aulia Textile Industries.
Diakui Rudi, harga produk tekstil impor sangat murah. Ini membuat tekstil lokal kalah bersaing.
Rudi yang juga ketua Komunitas Pengusaha Tekstil Majalaya mengakui jika kondisi seperti sekarang ini terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan industry tekstil lokal bakal gulung tikar.
“Keuntungan yang diperoleh nggak sebanding dengan biaya produksi. Sementara produk yang kami lempar di pasar juga sepi,” tambah Hfid Zaenal Mutaqin, dari UD Purnama, pengusaha benang.
Selain menghadapi banjirnya produk tekstil impor, daya beli masyarakat yang rendah juga ikut membuat usaha tekstil lokal makin lesu.
Itu sebabnya, para pengusaha berharap pemerintah turun tangan membantu pengusaha lokal. Setidaknya menekan kran impor produk tekstil agar tekstil dalam negeri bisa menjadi tuan di negeri sendiri.
“Tanpa bantuan pemerintah, usaha kami bakal gulung tikar,” keluh Reza Mochammad Rijaludin, SH. dari CV. Aulia Textile Industries.
Dalam diskusi tersebut, para pengusaha tekstil lokal juga menyampaikan harapannya agar pemerintah memperhatikan para pengusaha lokal mandiri dari segi permodalan dan juga dengan menekan kran impor, agar daya beli masyarakat yang terbatas bisa dinikmati pengusaha lokal.
H. Rudi juga menghimbau kepada seluruh rekan sesama pengusaha textile lokal untuk lebih fokus ke pengembangan usaha dan market, “Mari kita bangun perekonomian menuju Indonesia SDM unggul, tidak perlu lagi ikut-ikut kegiatan yang tidak menguntungkan buat kita,” tutup H. Rudi