BERSEPEDA dengan menempuh jarak 1.785,5 kilometer non stop untuk orang berusia 56 tahun bukanlah pekerjaan ringan. Tetapi itulah yang dilakukan Cak Samsul Hadi, warga Surabaya Jawa Timur melalui kegiatan Java Loop Ride.
Pria yang akrab disapa Cak Poo menempuh rute dari Tugu Surabaya – Semarang – Jakarta – Yogyakarta – Surabaya dengan mengayuh sepeda ontelnya. Perjalanan yang lumayan jauh tersebut dilakukan sejak 17 Agustus lalu. Cak Poo yang merupakan sahabat baik Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr. Ayub Muktiono M. Sip , CIQar pun menyempatkan diri singgah di kampus Unkris, Pondok Gede Bekasi pada Senin (23/8/2021).
Kedatangan Cak Poo yang merupakan pengurus Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Jawa Timur tersebut disambut hangat oleh Rektor Unkris dan Warek 2 Dr. Suwanda, serta Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan Unkris Dr. Susetya Herawati.
Di hadapan Rektor Unkris, pria pensiunan pegawai PDAM Surabaya tersebut mengaku menempuh perjalanan ribuan kilometer dengan naik sepeda dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-76. “Ini cara saya merayakan hari Kemerdekaan Indonesia,” katanya.
Bagi Cak Poo, bersepeda bukan hal yang baru dilakoni. Hobi tersebut telah dijalankan sejak masih usia remaja. Berbagai kota sudah dikunjungi.
Menurutnya dengan bersepeda selain menjaga kesehatan juga memiliki sensasi sendiri apalagi jika perjalanan naik turun dengan problematika yang dialami. Suasana tersebut tak bisa digambarkan dengan rangkaian kata.
Cak poo lebih lanjut menyampaikan bahwa di usia yang ke-56 tahun, melakukan perjalanan dengan naik sepeda antara Surabaya-Jakarta merupakan pencapaian yang luar biasa menggembirakan. “Saya benar-benar menikmati kemerdekaan. Meski saat ini sedang dalam situasi pandemi, kita semua harus tetap optimis. Tetap lakukan karya dengan cara sendiri-sendiri,” tambahnya.
Cak Poo berkisah tentang bagaimana aktivitas bersepedanya telah membuatnya dapat mengenal masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak jalanan, gelandangan, pedagang asongan hingga pejabat setingkat kota. Ia bisa belajar banyak dari orang-orang yang dijumpainya tersebut.
Kedekatannya dengan berbagai kalangan masyarakat, mengantar Cak Poo pada 2013 mendapatkan tugas dari Walikota Surabaya yang waktu itu dijabat Tri Rismaharini untuk membina anak-anak jalanan (LIPONSOS) sebagai pembina Club TOP 1.
“Saya diminta memberikan perhatian pada para gelandangan, termasuk anak anak gelandangan yang jualaan dipersimpangan jalan, pengemis pengamen juga orang dengan gangguan jiwa supaya tidak berkeliaran di jalanan, dengan cara memberikan pembinaan kepada mereka,” tutur Cak Poo.
Menghadapi orang dengan berbagai karakter dan latar belakang, Cak Poo pun memberikan terapi dan penanganan yang berbeda. Program tersebut kini telah diganti menjadi KAN (Kampung Anak Negeri) dengan fokus pembinan lebih kepada anak-anak. Tujuannya agar anak-anak jalanan memiliki masa depan yang lebih baik.
Cak Poo sendiri tidak pernah menargetkan juara dalam bersepeda ini karena memang ini caranya untuk menikmati hidup dengan penuh syukur. “Saya kan bukan atlit bersepeda. Jadi bersepeda ini selain hobi juga merupakan cara saya untuk bersyukur kepada Sang Pencipta,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unkris mengatakan kehadiran Cak Poo di kampus Unkris dapat menjadi motivasi bagi para mahasiswa, bahwa menjalin silaturahmi itu penting. “Melalui silaturahmi kita dapat saling bercerita, saling menghibur, saling menasehati, saling mengingatkan,” kata Rektor.
Bagi Rektor Unkris, sosok Cak Poo bukanlah sekadar sosok yang konsisten dengan tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan seorang pekerja keras. Melalui hobinya bersepeda, konsistensi dan kerja keras itu coba dihadirkannya.
“Optimisme dan terus berkarya sesuai hobi itu sangat penting minimal miningkatkan imun,” jelas Ayub.
Ayub juga meminta Ketua LPKK untuk mendorang mahasiswa agar menjadi seorang pekerja keras, dan pantang menyerah. Dalam situasi keterbatasan akibat pandemi, kerativitas dan inovasi harus terus dibangun.
“Bersepeda dengan jarak yang cukup jauh dengan usia yang tidak muda menjadi satu semangat yang dapat digelorakan pada para mahasiswa, mencintai negara bangsa juga dapat dilakukan melalui hobinya,” tukasnya.
Ayub mengatakan untuk menempuh perjalanan yang jauh dengan bersepeda, tidak hanya membutuhkan stamina yang prima. Tetapi pengendalian emosi dan kemampuan menjaga semangat juga sangat penting. Karena tentu sepanjang perjalanan yang sangat jauh tersebut, berbagai rintangan dijumpai.
“Semangat Cak Poo harus ditularkan kepada para mahasiswa Unkris. Dan LPKK saya berharap dapat membantu mahasiswa menghidupan jiwa dan semangat yang dimiliki Cak Poo yakni jiwa kewirausahaan, karakter dan kebangsaan,” tutup Rektor.