26.7 C
Jakarta

Terima Dubes Inggris, Mendikbud Bahas Kerjasama Pendidikan dan Kebudayaan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menerima kunjungan Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), dan Timor Leste, Moazzam Malik, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Jumat (23/11). Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa rencana kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan. 

“Ini untuk mematangkan kerja sama, supaya lebih konkret, antara pemerintah Inggris dengan pemerintah Indonesia. Ada beberapa skema yang kita jajaki,” disampaikan Mendikbud usai pertemuan.

Dubes Moazzam Malik mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi besar di masa depan. Dan salah satu hal yang diperlukan untuk mencapainya adalah melalui pendidikan.

“Inggris salah satu negara dengan sistem pendidikan yang terbaik di dunia. Kami siap bekerja sama dengan mitra-mitra di sini untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia,” tuturnya.

Beberapa hal yang dibahas di dalam pertemuan antara lain mengenai pembelajaran bahasa Inggris. Pemerintah Kerajaan Inggris, menurut Dubes Malik, meyakini bahwa bahasa Inggris bukan lagi milik bangsa Inggris saja, tetapi juga milik dunia. Sebagai alat berkomunikasi dalam pergaulan global, bahasa Inggris menjadi kunci kesuksesan di masa depan.

Untuk itu, melalui British Council, komitmen peningkatkan keterampilan berbahasa Inggris untuk warga Indonesia terus dilakukan. “Melalui kampanye English for Indonesia, yang pak Menteri setujui, kami berusaha menyebarkan materi-materi yang bisa diakses dari British Council secara gratis untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan guru-guru bahasa Inggris,” jelas Dubes Malik.

Materi-materi pembelajaran bahasa Inggris yang dimiliki British Council akan diperluas kebermanfaatannya melalui platform Rumah Belajar dan TV Edukasi yang dikelola Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom).

“Kita diberi akses yang seluas-luasnya untuk bisa memanfaatkan konten pelajaran bahasa Inggris yang disediakan oleh British Council,” kata Muhadjir.

Dalam pertemuan itu, juga dibicarakan mengenai rencana promosi budaya Indonesia di London Book Fair tahun 2019. Indonesia terpilih menjadi menjadi market focus pada pameran buku terbesar kedua di dunia tersebut.

“Ada beberapa penerbit yang dipilih pak Dubes nanti akan bekerja sama dengan penerbit Inggris untuk dapat menerbitkan buku bersama. Produk Indonesia diterbitkan dalam bahasa Inggris,” kata Mendikbud.

Kemendikbud juga akan memfasilitasi penyaluran bantuan masyarakat Inggris untuk masyarakat terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Saat ini dana sumbangan masyarakat Inggris senilai 500 miliar rupiah siap disalurkan ke daerah terdampak bencana.

“Saya harap untuk membangun dan mempromosikan kembali pendidikan di daerah bencana. Dan sesudah pertemuan ini saya akan berdiskusi dengan perwakilan LSM Inggris yang sudah beraktivitas di sini untuk dapat bekerja sama dengan Kemendikbud,” jelas Dubes Malik.

Pada pertemuan ini tak luput dibahas pula mengenai pengembangan minat dan bakat siswa Indonesia melalui olah raga sepak bola. Mendikbud menyampaikan suksesnya kompetisi sepak bola pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gala Siswa Indonesia (GSI). Ia berharap dimungkinkan adanya kerja sama dalam pendidikan dan pelatihan bagi calon pemain sepak bola masa depan.

“Pak Dubes berjanji akan menghubungkan program sepak bola di Kemendikbud dengan klub-klub sepak bola di Inggris,” katanya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan kejuruan juga dibahas dalam pertemuan kali ini. Kemendikbud akan mengirimkan guru-guru kejuruan untuk dapat belajar di Inggris melalui program pelatihan.

Dalam rangka menjalin hubungan erat antarnegara, Mendikbud dan Dubes Malik juga menyepakati adanya kerja sama yang memungkinkan dialog antara kota-kota di Indonesia dengan kota Birmingham. Khususnya dialog antara para siswa di kedua negara.

“Birmingham ini kota terbesar kedua di Inggris dengan (populasi) 30 persen (penduduknya) muslim. Dan mereka sangat ingin menyamakan pandangan mengenai prinsip-prinsip beragama yang moderat,” kata Muhadjir.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!