JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sekitar 2,5 juta petani mengalami kesulitan menjual hasil hasil pertanian dan perkebunannya. Karena itu, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta kolaborasi bersama Kementerian/Lembaga terkait khususnya Kementerian Perindustrian dan Kepala Daerah untuk mengatasi masalah tersebut dengan inovasi yang tetap menerapkan protokol kesehatan.
Doni mencontohkan apa yang sudah dijalankan dengan baik di Jawa Tengah, Salatiga dan Sumatera Barat, di mana pasar tradisional tetap berjalan dengan penerapan yang berbeda dari biasanya.
“Para pedagang diberikan jarak aman sesuai protokol kesehatan dan berjualan di luar ruangan yang telah diatur oleh pemerintah daerah setempat. Kemudian bagi penjual juga diwajibkan untuk melaksanakan anjuran pemerintah dengan tetap memakai masker dan tetap menjaga jarak aman,” kata Doni saat rapat tertutup melalui telekonferensi bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (2/5).
Dalam kesempatan tersebut, Doni juga mengungkapkan strategi baru untuk menangani Covid-19. Jika selama ini tenaga medis terkesan menjadi garda terdepan, maka strategi tersebut harus segera diubah dengan menempatkan tenaga medis sebagai kekuatan terakhir.
Oleh sebab itu, selain pendekatan medis, strategi yang penting dilakukan adalah memastikan bagaimana masyarakat terpenuhi gizinya untuk meningkatkan imunitas, kemudian juga sekaligus menggerakkan roda perekonomian.
Dalam hal ini Doni berprinsip bahwa dalam menyelesaikan bencana maka tidak boleh memunculkan bencana baru. Sehingga pantang bagi dia untuk menyelesaikan masalah namun dengan membuat masalah baru.
“Hungry man becomes angry man. Kita tidak ingin arahnya ke sana,” ujar Doni.