YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Tiga anggota tim Erasmus+ Building Universities in Leading Disaster Resilience (BUiLD) dari Eropa dan Inggris mengunjungi Ahmad Dahlan Disaster Management Center, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (22/8/2022). Mereka adalah Nadine Sulkowski (Koordinator BUiLD Project dari University of Gloucestershire Inggris), Prof. Neil Towers (University of Gloucestershire, Inggris) dan Paul Schober (Hafelakar Austria).
“Mereka berkunjung dalam rangkaian institutional visit atau visitasi kemajuan project BUiLD ke semua perguruan tinggi penerima hibah internasional ini,” kata Ida Puspita, MARes, Koordinator Hibah Erasmus+ UAD dan Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri.
Lebih lanjut Ida Puspita mengatakan UAD sangat bersyukur selama lima tahun berturut-turut mendapatkan kepercayaan internasional dengan lolosnya empat proposal hibah Erasmus+ dengan nilai project dalam jumlah miliaran rupiah. Hibah tersebut diwujudkan untuk mengembangkan kapasitas UAD dalam beberapa bidang termasuk di antaranya project BUiLD manajemen kebencanaan ini.
“Ada banyak manfaat yang diperoleh UAD dengan hibah BUiLD ini. Salah satunya, adalah terbuka lebarnya potensi kerja sama internasional. Selain itu, juga bertambahnya kerja sama nasional baik terkait kebencanaan dan bidang lainnya yang relevan yang dapat terus menguatkan kapasitas Ahmad Dahlan Disaster Management Center ke depannya,” kata Ida Puspita.
Ida menambahkan UAD merupakan universitas pertama yang divisitasi dari delapan universitas di Indonesia. Project BUiLD merupakan hibah internasional Erasmus+ kedua yang diterima UAD dari total empat hibah sejak tahun 2017 sampai dengan 2022. Ke empat hibah Erasmus+ ini diinisiasi dan dikoordinatori Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional UAD yang bekerja sama dengan unit, Prodi, dan fakultas terkait topik projectnya.
Hibah BUiLD ini, jelas Ida, bertujuan membangun kapasitas universitas dalam penanggulangan bencana dan untuk menjadi kampus yang tangguh bencana. Luaran dari hibah ini di antaranya, terbentuknya Center of Excellence in Disaster Resilience yang dilengkapi dengan peralatan terkait manajemen kebencanaan dari pendanaan hibah Erasmus+ ini. Salah satunya, Virtual Reality untuk mendukung edukasi kebencanaan di UAD.
Di UAD, kata Ida, Center ini dinamakan Ahmad Dahlan Disaster Management Center atau Pusat Studi Penanggulangan Kebencanaan yang sebelumnya bernama Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Kebencanaan. Center ini terletak di Gedung Fakultas Kedokteran Lantai 2 Kampus 4 UAD agar dapat bersinergis dan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran yang memiliki fokus pada kurikulum manajemen kebencanaan.
“Center ini akan menjadi pusat yang mengelola dan mengembangkan aktivitas-aktivitas terkait kebencanaan (mitigation, response dan post-disaster intervention) dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” kata Ida.
Pusat ini juga akan terus memperkuat kerja sama dengan mitra/stakeholders terkait kebencanaan. Di antaranya Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), LazisMu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan lembaga lainnya baik dari pemerintah maupun swasta.
“Luaran lainnya adalah tim BUiLD UAD sedang mendesain aplikasi Virtual Reality dengan model 3D dan 360 Picture untuk skenario terjadinya gempa di gedung kampus UAD,” kata Ida Puspita.
Selain itu, desain kurikulum kebencanaan menjadi salah satu luaran yang akan
diimplementasikan pada beberapa fakultas terkait seperti Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Psikologi. Pengabdian masyarakat dan riset kebencanaan juga dikembangkan dalam project ini dengan memetakan hasil penelitian, publikasi dan pengabdian terkait kebencanaan di UAD dan potensi riset kolaborasi ke depannya bersama konsorsium BUiLD di Eropa, Inggris dan Indonesia.
Dengan bantuan project Erasmus+ ini, ada banyak manfaat yang telah didapatkan UAD. UAD telah memiliki ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium pembelajaran kebencanaan dengan fasilitas barang-barang terkait edukasi bencana termasuk Virtual Reality yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi civitas akademika UAD dan mitra dari luar untuk belajar tentang kebencanaan.
Ruang atau Laboratorium ini juga sekaligus dapat digunakan sebagai kantor dari
Ahmad Dahlan Disaster Management Center yang berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran. UAD juga dapat memperkuat struktur Pusat Studi Penanggulangan Kebencanaan yang sebelumnya hanya satu koordinator menjadi lebih banyak personil yang terlibat.
Peralatan bantuan dari hibah ini telah dapat dimanfaatkan untuk edukasi kebencanaan baik di internal UAD maupun pada mitra dari luar UAD. Hibah ini tentu semakin memperkuat kapasitas UAD dalam komitmen dan upayanya untuk terlibat aktif dalam aktivitas manajemen kebencanaan selama ini.
Tim BUiLD dari UK, Eropa dan delapan universitas Indonesia selalu melakukan pertemuan rutin baik secara Daring maupun Luring untuk memantau perkembangan kesiapan tangguh bencana di masing-masing institusi. Tidak hanya itu, sebagai hasil dari Hibah BUiLD ini, tim konsorsium Indonesia sedang dalam proses membentuk asosiasi nasional perguruan tinggi tangguh bencana sebagai salah satu luaran dari hibah ini yang akan terus mengembangkan aktivitas terkait kampus dan masyarakat tangguh bencana pasca hibah BUiLD selesai.
Sedang Wakil Rektor Bidang Akademik UAD, Rusydi Umar, PhD mengatakan BUiLD merupakan hibah kedua dari empat hibah Eramus+ yang diperoleh UAD. Bersama tujuh universitas peraih BUiLD lainnya, UAD membangun ketangguhan bencana.
Manfaat dari hibah ini adalah terbentuknya secara resmi Ahmad Dahlan Disaster Menagement Center, dikukuhkannya beberapa mata kuliah terkait Ketahanan Bencana di Fakultas Kedokteran UAD, asosiasi nasional khusus Ketangguhan Bencana, kerja sama antara UAD dan lembaga nasional yang bergerak di bidang Ketangguhan Bencana, dan lain-lain. “Harapan ke depan, UAD akan terus menguatkan bidang Ketangguhan Bencana dan mendapatkan lebih banyak lagi kerja sama dan hibah dari Erasmus+,” kata Rusydi.
Sementara Koordinator BUiLD project dari UoG UK, Nadine Sulkowski, mengatakan dirinya sangat senang setelah tiga tahun dalam masa pandemi Covid-19 akhirnya bisa kembali datang secara Luring untuk menguatkan kerja sama dengan Indonesia khususunya UAD. Ia mengaku masih ingat di akhir tahun 2019, saat awal kerja sama BUiLD berkunjung ke UAD.
Selama masa pandemi, kata Sulkowski, Ida Puspita dan Oktomi Wijaya, SKM, MSc (Wakil Ketua BUiLD Erasmus+ dan Koordinator Kerja Sama dan Pendidikan/Pelatihan Ahmad Dahlan Disaster Management Center) secara berkala telah melaporkan perkembangan program dan komitmen UAD dalam program ini secara Daring.
‘Kami tidak ingin berhenti sampai di sini. Kami ingin terus memberikan dukungan kepada UAD, baik dalam program BUiLD maupun program-program lainnya,” kata Sulkowski. (*)