SOLO, MENARA62.COM-Tim GMPS dalam kegiatan selanjutnya adalah melakukan audiensi dengan rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta selaku ketua panitia pelaksanaan muktamar mendatang.
Ditemui langsung oleh rektor UMS. Sofyan Anif di gedung pertemuan, auditorium Gedung Walidah lantai 6, Sabtu (27/2/2021).
Hadir dalam audiensi tersebut, Ketua PWA Jawa Tengah Ummul Baroroh, Anggota Majelis Lingkungan Hidup PWM Jateng Alpha Febela Priyatmono, Dewan Sugli Daerah Hizbul Wathan, Kader Hijau Solo Raya, Ketua LLHPB PWA Jateng Lilik Prihantini, Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB “aisyiyah Deny Ana I’tikafia beserta beberapa perwakilan.
Sebagian tim GMPS menghadiri secara virtual untuk mematuhi protokol kesehatan.
Dalam sambutannya, Rektor UMS selaku ketua panitia muktamar memberikan arahannya.
“Saya waktu S1 mengajar pengelolaan sampah juga, sehingga masih melekat ghirah keilmuan sampah,”mengawali pembicaraan.
Pengadaan kit yang berbasis sampah itu pasti akan lebih disukai oleh Muktamirin atau penggembira.”Saya betul-betul respon sekali, supaya nanti bisa ditindaklanjuti dengan maksimal, sehingga acara Muktamar tidak hanya sukses sidang, juga sukses penampilan, gaya Muktamarnya, dengan kitnya yang berbeda dengan periode yang lalu,” terang Rektor UMS.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi GMPS di arena muktamar yang akan datang oleh ibu Ketua PWA Jateng, Ummul Baroroh.
Mengawal pemaparannya, Ketua PWA jateng menyatakan bahwa dia sudah woro-woro ke Pak Tafsir. “Ayo pak kita woro-woro ke PWM se-Indonesia . Kalau sudah satu persepsi nanti akan mudah kita lakukan, “harapnya.
Mengubah kebiasaan tidak mudah perlu Istiqomah jihad.”Semoga sukses Muktamar tidak hanya sukses Muktamar, sukses persidangan, tapi semua penyelenggaraan Muktamar berbasis Peduli Sampah. Green Muktamar juga boleh. Cari tema-tema justifikasi perbedaan Muktamar di Solo dengan Muktamar di tempat-tempat lain. Ini bisa kita ajukan di hasil persidangan sehingga nanti ada keputusan dari tanwir ‘Aisyiyah, untuk pengelolaan sampah ‘Aisyiyah lebih disiplin, lebih telaten, dan lebih kebal dari serangan kritik, biasanya ibu ‘Aisyiyah lebih kebal,”jelasnya.
Sehingga nanti bisa menjadi gerakan Muhammadiyah Peduli Sampah mulai dari Pimpinan Pusat sampai Ranting Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah
Tentunya ini tidak hanya sebagai gerakan saja, tapi mempunyai branding yang jauh lebih penting: Sampah yang semula tidak berguna bisa menjadi produk yang bermnafaat dan bernilai ekonomi
Menanggapi pemaparan dari ketua PWA jateng, Rektor UMS selaku Ketua Panitia Muktamar menyatakan bahwa “Gerakan ini bisa dikerjasamakan dengan beberapa majelis misalnya Majelis Lingkungan Hidup dan Majelis Ekonomi, kaitannya dengan produk bernilai ekonomi, juga bisa dikerjasamakan dengan Lembaga Budaya, ini ada jagonya desain pak Alfa, sehingga menjadi menarik,” paparnya
“Tidak hanya konsumen tertarik dengan hasil sampah tapi juga tampilan desainnya menarik, Contoh: rompi dari sampah, didesain seperti batik, tidak hanya menarik tapi juga bernilai ekonomi tinggi, “harap rektor mengakhiri percakapan.
(Deny Ana I’tikafia)