JAKARTA, MENARA62.COM – Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan berita camilan impor dari China menyebabkan keracunan pada sejumlah siswa di Sukabumi, yang mengakibatkan pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsinya. Kasus tersebut menunjukkan bahwa produk-produk tidak berstandar yang masuk ke Indonesia dapat mengancam kesehatan.
Hal ini menegaskan pentingnya kesadaran konsumen untuk memilih produk yang telah berstandar, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan memilih produk ber-SNI, konsumen dapat memastikan keamanan, kualitas, dan kesehatan produk yang dikonsumsi, sekaligus mendukung upaya perlindungan konsumen dan peningkatan daya saing industri dalam negeri.
BACA JUGA: Prakarsasi INAHEF 2024, BSN Dorong Produk Alkes Dalam Negeri Terapkan SNI |
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Zakiyah, pada Jumat (18/10/2024) di Kantor BSN, Jakarta, menekankan bahwa SNI sebagai satu-satunya tanda mutu di Indonesia dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk memastikan keamanan dan kualitas produk.
“Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada konsumen agar lebih selektif dalam memilih produk ber-SNI, sehingga terlindungi dari barang-barang yang tidak berkualitas,” ujar Zakiyah.
Sebelumnya, Plt. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Indah Suksmaningsih, dalam acara Edukasi SNI kepada Komunitas Konsumen, pada Kamis (17/10/2024) di Kantor BSN, Jakarta juga menggarisbawahi pentingnya SNI sebagai upaya negara melindungi masyarakat. “Dapat disimpulkan, 2 keistimewaan SNI adalah untuk menyelesaikan persengketaan antara produsen juga konsumen dimana standar sebagai rujukannya, sekaligus SNI sebagai bukti kehadiran negara untuk melindungi masyarakatnya,” katanya.
BACA JUGA: Laboratorium SNSU BSN Raih 6 Pengakuan Internasional Bidang Pengukuran dan Kalibrasi |
Dalam kegiatan yang merupakan kerjasama antara BSN dengan YLKI tersebut, disimpulkan bahwa edukasi mengenai SNI menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih produk berstandar.
Kegiatan diikuti oleh berbagai organisasi perempuan dan komunitas seperti Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jakarta; Organisasi Aisyiyah; Kelompok Senam Wanita; Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kranji; LSM Wanita Al-Irsyad; Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS); Kongres Wanita Indonesia (KOWANI); Organisasi Perempuan Minang; Rukun Keluarga Kecamatan Lubuk Basung (RKKL) Minang; juga Kelompok Menjahit, berjalan lebih menyenangkan dengan kehadiran edugames “Detektif SNI”. Dengan edukasi SNI melalui edugames ini, suasana menjadi lebih menyenangkan, interaktif, menarik dan diharapkan dapat mengena kepada peserta.