JAKARTA, MENARA62.COM — Ton Abdillah Has, Ketua DPP Majelis Dakwah Islamiyah Partai Golkar, bidang Kepemudaan mengatakan, Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar jangan hanya untuk mengganti ketua umum. Munaslub Partai Golkar digelar di Jakarta, pada 18-20 Desember 2017.
Munaslub ini, menurut Ton Abdillah, merupakan momentum evaluasi menyeluruh bagi internal Partai Golkar. Termasuk didalamnya, menetapkan hasil sidang pleno DPP Partai Golkar yang secara aklamasi telah menunjuk Erlangga Hartarto sebagai Ketua Umum.
MDI, menurut Ton Abdillah, sebagai ormas yang didirikan Golkar, memiliki hak suara dalam Munasub Ia mengharapkan, gelaran Munaslub juga bisa merevitalisasi kepengurusan dan program partai secara mendasar.
“Komposisi kepengurusan partai yang lebih adaptable terhadap dinamika politik menjadi sebuah keniscayaan. Begitu pula tuntutan arus bawah yang mengharapkan DPP Partai Golkar yang bersih, aspiratif dan mengayomi,” ujarnya.
Secara programat, menurut Ton Abdillah, pembaruan juga amat dibutuhkan agar Partai Golkar bisa memperbaiki citra dan penerimaan publik. Harapannya, menurut Ton Abdillah, Partai Golkar bisa memenangkan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. “Konsolidasi organisasi yang dibarengi konsolidasi program-program kerakyatan adalah hal mutlak jika ingin menempatkan kembali Partai Golkar di hati rakyat Indonesia,” ujar mantan Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini.
Ia menilai, mahalnya biaya munaslub dan pendeknya periode kepengurusan bisa menjadi penghambat program jangka menengah dan panjang. Itu sebabnya, menurut Ton Abdillah, menjadi ideal jika kepengurusan hasil Munaslub 2017 dapat memimpin Partai Golkar hingga tahun 2022.
“Jadi bukan sekedar meneruskan periode Munas Bali 2014 yang berakhir pada akhir 2019. DPP MDI mendukung kepemimpinan Erlangga Hartarto melewati pemilu 2019, serta mempersiapkan Partai Golkar memenangkan Pemilu 2024 yang akan datang,” ujarnya.
