JAKARTA, MENARA62.COM– Tremor menjadi gangguan gerak yang sulit diatasi. Penggunaan beberapa obat pada penderita gangguan tremor sifatnya hanya mengontrol dan menekan agar tremor tidak semakin parah. Tetapi pada situasi tertentu, obat bisa tidak lagi efektif untuk mengendalikan tremor.
Jika penggunaan obat sudah tidak efektif maka metode terapi berupa operasi Deep Brain Stimulation (DBS) amat disarankan. Dengan operasi ini, pasien tremor bisa mendapatkan pengurangan tremor secara dramatis dalam hitungan detik.
“Pengurangan tremor secara signifikan terjadi pada 80 persen dari pasien yang menggunakan prosedur ini,” jelas dr Frandi Susaia, SpS, spesialis saraf Parkinson’s and Movement Disorder Center (PMDC) Siloan Hospital Kebon Jeruk, kemarin.
Operasi DBS jelas dr Frandi intinya adalah menanamkan elektroda (kawat halus) pada area tengah otak pasien. Elektroda ini terhubung ke perangkat stimulasi, mirip dengan alat pacu jantung yang ditempatkan dibawah kulit tulang selangka. Dengan mengirimkan arus listrik melalui elektroda, dapat mengganggu komunikasi antar sel tremor.
Keuntungan dari prosedur ini adalah implantasi di kedua sisi otak bisa dilakukan, stimulasi dapat disesuaikan untuk efek yang optimal dan dapat diangkat lagi (reversible) sehingga memungkinkan pasien untuk menerima terapi yang terus berkembang. Operasi DBS juga tidak merusak jaringan otak.
Tremor sendiri adalah gerakan gemetaran yang terjadi berulang dan tidak terkontrol pada satu atau lebih anggota tubuh. Jenis tremor sangat beragam, salah satunya adalah essential tremor (ET) yang terjadi ketika anggota tubuh sedang bergerak (misal saat makan, minum atau menulis) dan berkurang saat tubuh istirahat.
ET ini kebalikan dari tremor pada parkinson yang terjadi justeru ketika anggota tubuh sedang istirahat dan berkurang saat tubuh sedang bergerak.
Menurut dr Frandi, ET terjadi akibat komunikasi yang abnormal antara daerah-daerah tertentu dari otak kecil, thalamus, dan batang otak. Biasanya ET muncul setelah usia 40 tahun dan memburuk seiring bertambahnya usia.
“Langkah pertama dari pengobatan tremor adalah pemberian obat oral. Pasien harus mencoba dua atau tiga jenis obat sebelum menemukan salah satu obat terbaik untuk mengurangi gejala tremor,” jelas Dr dr Made Agus M Inggas, SpBS, spesialis bedah saraf PMDC.
Saat ini ada lebih dari 20 jenis tremor. Belum diketahui penyebab pastinya, tetapi genetika memiliki peran penting untuk munculnya tremor pada generasi berikutnya.
Kafein yang berlebihan, alkohol atau alkohol withdrawal, masalah tiroid, atau metabolisme tubuh, atau penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan tremor. Acapkali tremor menjadi salah satu dari sekian banyak gejala awal penyakit otak seperti Parkinson dan dystonia.
Karena itu jika mengalami gejala tak lazim berupa gerakan gemetaran yang sulit dikendalikan, bersifat berulang-ulang pada satu atau lebih organ tubuh, sebaiknya hubungi dokter. Penanganan lebih awal gangguan tremor, akan menunda perjalanan penyakit pada kondisi yang parah.
“Penanganan dini pada tremor juga sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderita,” tandas Dr Made.