JAKARTA, MENARA62.COM – Model pengajaran yang terlalu fokus pada rumus membuat pelajaran matematika menjadi tidak menarik. Bahkan pada sebagian siswa menjadi alergi terhadap mata pelajaran matematika. Apalagi ketika siswa menemukan problem yang sulit dicari jawabannya.
“Kenyataan yang kita jumpai di lapangan, belajar matematika sama dengan belajar rumus, menghafal rumus,” kata Dr. rer. nat. Sparisoma Viridi, Koordinator Kemahasiswaan Fakultas Matematika dan IPA Institut Teknologi Bandung (ITB) di sela Talkshow Pemodelan Matematika dan Sains pada Fenomena Sehari-hari dan Pemanfaatannya dalam Era Industri 4.0 untuk Prediksi yang digelar PP IPTEK dalam rangkaian Indonesia Science Day 2019.
Akibat fokus pada rumus, seringkali siswa menghafal rumus matematika. Mereka tidak mencoba mempelajari polanya. Sehingga ketika menemukan rumus, angka-angka yang ada langsung dimasukkan ke dalam rumus. Siswa juga malas untuk mempelajari pola rumus yang ada.
Padahal menurutnya hal penting yang harus dipelajari saat siswa belajar matematika adalah memahami polanya. Siswa harus dilatih untuk memiliki kemampuan observasi sejak dini. Dengan memiliki kemampuan observasi maka siswa bisa memahami rumus matematika dengan mudah.
Ia juga menyoroti banyaknya siswa yang memanfaatkan tutorial pembelajaran matematika yang ada di internet. Meski tutorial tersebut banyak membantu siswa, tetapi tetap harus hati-hati. Karena tidak semua tutorial matematika yang ada diinternet itu benar.
“Kadang ada juga tutorial yang membingungkan, menyesatkan. Misalnya ada sekelompok siswa sedang mengerjakan soal, lalu direkam video dan diupload. Terus oleh siswa lain jadi pegangan. Ini berbahaya,” lanjut Sparisoma.
Terlebih saat ini ada kecenderungan apa yang ada diinternet itu dianggap benar. Akibatnya pemahaman siswa terhadap suatu materi matematika bisa berbeda, bisa kurang tepat.
Menurutnya guru perlu mengingatkan pada siswa bahwa apa yang ada diinternet tidak selamanya benar. Karena saat ini banyak berita bohong yang beredar diinternet. Bahkan untuk mata pelajaran matematika dan sains.
“Literasi apapun yang beredar diinternet jangan dianggap selalu benar. Karena hingga saat ini belum ada lembaga yang memverifikasi tutorial-tutorial yang beredar diinternet,” tambahnya.
Upaya membuat anak menjadi cinta matematika, lanjut Sparisoma bisa dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah mengajak anak ke wahana-wahana yang menyuguhkan sains seperti PP IPTEK. Di wahana ini tersedia berbagai inovasi juga permainan yang mengedukasi yang terkait dengan sains.
Lalu ia juga memandang perlunya figure yang bisa menjadi role model penguasaan matematika atau sains. Misalnya ada artis yang jadi duta matematika, duta sains. Tentunya menjadi duta harus benar-benar paham matematika atau sains sehingga bsa meginspirasi anak untuk menjadi jago matematika dan sains.
Dan langkah selanjutnya adalah menjadikan matematika dan sians sebagai trend. Jika pelajaran tersebut menjadi trend maka dengan sendirinya anak-anak yang mengikutinya.
“Anak suka dengan hal-hal yang lagi jadi trend. Nah matematika perlu didorong menjadi trend. Tentu harus bertahap,” tutup Sparisoma.