YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Saat ini, tidak banyak orang yang bisa menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Hanya sekitar 11 persen dari penduduk Indonesia. Sedang rata-rata pendidikan bangsa Indonesia hanya 8-9 tahun. Itu artinya, kalau dibuat rata-rata mayoritas penduduk Indonesia hanya berpendidikan SMP.
“Kalau diranking, Anda diterima di UAD (Universitas Ahmad Dahlan,red) maka Anda termasuk kelompok elit,” pesan Prof Dr H Abdul Mu’ti MEd, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat memberikan wejangan kepada mahasiswa baru UAD 2020/2021 pada Masa Ta’aruf (Masta) Program Pengenalan Kampus (P2K), Selasa (15/9/2020).
UAD merupakan salah satu universitas terbaik Muhammadiyah karena itu mahasiswa baru bangga bisa diterima dan mengembangkan diri, menimba ilmu agar menjadi Dahlan-Dahlan muda di masa datang. Sehingga setelah lulus akan menjadi elit-elit di masyarakat.
Abdul Mu’ti menambahkan orang elit yang tidak boleh elitis merupakan slogan dan ajaran Muhammadiyah. Elit, tetapi tidak elitis artinya orang elit yang peduli terhadap kaum alit.
Muhammadiyah, kata Mu’ti, merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid. Gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar adalah sebuah gerakan kaum intelektual yang mengajak manusia berada di jalan kebenaran, jalan Tuhan, berbasis ilmu pengetahuan, dan dengan segala kecerdasaan yang mereka miliki.
Menurut Mu’ti, kelompok elit masyarakat adalah orang-orang yang memiliki intelektual. Jumlahnya tidak banyak tetapi bisa mengatur perjalanan kehidupan bangsa. “Anda diterima di UAD merupakan perjalanan awal untuk menuju sebagai kelompok elit masyarakat,” kata Mu’ti.
Peneliti Muhammadiyah, James L. Peacock menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan reformasi Islam. Muhammadiyah memiliki tiga pilar yaitu Islam, Ilmu, dan Inovasi. “Kalau tiga ‘I’ ini bisa dimiliki akan menjadi orang bisa memimpin dunia. Menjadi orang yang terhormat di hadapan manusia, Allah SWT,” katanya.
Muhammadiyah, kata Mu’ti, juga dikenal sebagai gerakan Al Maun. Dasarnya Alquran, sedang contohnya dilaksanakan oleh KH Ahmad Dahlan. Sehingga KH Ahmad Dahlan berpesan kepada murid-muridnya : Dadio Kyai Sing Kemajuan, lan Ojo Kesel Anggonmu Nyambut Gawe Kanggo Muhammadiyah (Jadi Kyai yang berkemajuan, dan jangan merasa capek bekerja untuk Muhammadiyah).
Ada tiga hal penting dalam pesan KH Ahmad Dahlan yaitu jadilah Kyai artinya orang yang memiliki kelebihan dan dihormati masyarakat karena kelebihannya memiliki ilmu keagamaan. Kedua, berkemajuan. Kyai berkemajuan adalah orang yang menguasai disiplin-disiplin ilmu dan berorientasi ke masa depan.
Ketiga, ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah artinya setelah menjadi orang berkemajuan harus bisa berbuat sesuatu untuk orang lain. “Jangan semua untuk diri sendiri. Profesinya bisa apa saja, guru, dosen, dokter dan lain-lain,” kata Mu’ti.