28 C
Jakarta

UAD Gelar Wayang Kulit ‘Amarto Binangun’

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (5/1/2019), menggelar wayang kulit dengan lakon ‘Amarto Binangun.’ Pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Seno Nugrohountuk memperingati Milad UAD ke 58 dan dilaksanakan di Kampus Utama, Jalan Ring Road Selatan.

Dijelaskan Rektor UAD Yogyakarta, Dr Kasiyarno MHum, pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini untuk melestarikan apa yang diajarkan KH Ahmad Dahlan. “Karena ini Universitas Ahmad Dahlan, maka kita tetap dalam jalur keberkebudayaan,” kata Kasiyarno.

Lebih lanjut Kasiyarno mengatakan KH Ahmad Dahlan dulu pemain biola yang hebat. Hal ini menunjukkan Ahmad Dahlan pecinta seni, cinta budaya. Sehingga UAD sudah membiasakan, setiap event apapun selalu diawali dengan tari-tarian.

“Apalagi wayang kulit sebagai media dakwah, jangan sampai dicuri orang atau diambil untuk mendakwahkan agama yang lain. Padahal wayang kulit ini awalnya dipakai sebagai dakwah oleh Sunan Kalijaga,” ujarnya.

Pagelaran wayang kulit ini juga menjadi sarana edukasinya untuk mahasiswa, sehingga mereka mencintai budaya sendiri. “Malam hari ini kita mengambil lakon Amarto Binangun. Dalam cerita, Amarto selalu direcoki, didholimi, dimusuhi oleh Kurowo,” jelasnya.

Mengetahui hal itu, lanjut Kasiyarno, eyangnya yang bernama Maswopati merasa kasihan sama Pendowo. Karena itu, diberi hutan, yang ternyata hutan itu penuh dengan jin. Bahkan bisa dikatakan sebagai kraton jin.

“Pelajaran yang bisa diambil dari lakon ini, untuk meraih sesuatu kebahagiaan harus berjuang. Seperti yang diajarkan di UAD. Selalu saya minta agar kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, mumtas atau kualitas, sinergitas dan membangun trust,” tandasnya.

Kali ini, kata Kasiyarno, UAD sengaja memilih Seno Nugroho sebagai dalanya. Sebab Seno Nugroho merupakan dalang yang populer. “Kemarin kita memanfaatkan dalang ‘dalam negeri’ mahasiswa kita, tidak ada penonton. Padahal ini untuk mempopulerkan mahasiswa sendiri, tetapi tidak ada penonton,” katanya sambil menambahkan tradisi wayangan sudah dilakukan sejak Kasiyarno menjadi rektor tahun 2007.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!