YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (17/7/2023), menjadi host Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia secara virtual. Forum Debriefing ini mengangkat tema ‘Diplomasi Ekonomi Indonesia di Kawasan Indochina’ dengan dua nara sumber.
Kedua nara sumber adalah pertama, Dr Pratito Suharyo Dubes RI untuk Republik Demokrasi Rakyat Laos Periode 2018-2023. Kedua, Sudirman Haseng, Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja Periode 2018-2023.
Menurut Rusydi Umar ST, MT, PhD, Wakil Rektor UAD Bidang Akademik mengatakan Forum Debriefing ini merupakan wadah yang bagus untuk mengkaji teori dan praktek diplomasi. Selama ini, mahasiswa baru mendapatkan teori di bangku kuliah. Karena itu, Forum Debriefing ini merupakan wadah untuk menggali pengalaman dari mantan Duta Besar negara sahabat. “Mahasiswa dapat menyampaikan pertanyaan atau menggali pengalaman,” kata Rusydi.
Lebih lanjut Rusydi mengatakan adanya pemaparan pengalaman dan pertanyaan mahasiswa ini akan terjadi diskusi. “Teori dan praktek ini harus bertemu. Teori seperti apa, praktek seperti apa dan ada ganjalan apa di sana-sini. Sehingga dalam diskusi ini akan terungkap tantangan dan peluang sebagai diplomat,” kata Rusydi.
Melalui Forum Debriefing, tambah Rusydi, para akademisi ini akan memahami betul letak perbedaan teori dan praktek. Sehingga ilmu yang didapat dari dua duta besar ini bisa mengejust materi di perkuliahan tentang diplomasi ekonomi di kawasan Indochina.
“Semoga forum ini bisa bermanfaat tidak hanya di lingkungan UAD, tetapi juga di lingkungan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kita bangga, karena seluruh perwakilan perguruan tinggi di Indonesia bisa hadir di forum ini. Di Zoom, ada 300 peserta, dan ditambah di YouTube maka pesertanya lebih banyak lagi,” harap Rusydi.
Sementara Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri, Yayan Ganda Hayat Mulyana dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris BSKLN, Nina Kurnia Widhi mengatakan Forum Debriefing merupakan wadah menyampaikan pertanggungjawaban publik bagi para Kepala Perwakilan RI yang telah selesai masa baktinya di luar negeri. Sehingga publik memperoleh informasi langsung mengenai pelaksanaan visi dan misi Pemerintah Indonesia di wilayah akreditasi serta berbagai capaian yang diraih, kendala yang dihadapi serta arah strategi yang perlu dikembangkan untuk ke depannya.
“Kegiatan Forum Debriefing juga diharapkan menjaring saran dan masukan publik untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan hubungan bilateral maupun multilateral Indonesia dengan berbagai negara dan organisasi internasional,” kata Yayan.
Forum ini juga merupakan upaya berkelanjutan BSKLN Kementerian Luar Negeri untuk memperkaya pengembangan rekomendasi kebijakan. Salah satunya, memperhatikan berbagai perkembangan di tingkat lokal, kajian-kajian yang berorientasi kebijakan di berbagai universitas.
Forum Debriefing yang dilaksanakan sejak tahun 2017 bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Tidak hanya sebagai saluran desiminasi capaian kinerja perwakilan, tetapi sekaligus sebagai forum silaturahmi antar pemangku kepentingan secara berkala,” katanya.
Dijelaskan Yayan, secara politik, kiprah Indonesia di kawasan Indochina menjembatani perdamaian dan selesainya konflik perang Indochina pada 1991. Namun secara ekonomi masih banyak peluang bagi Indonesia untuk dapat meraih kebermanfaatan ekonomis di kawasan Indochina.
Neraca perdangan Indonesia-Laos tahun 2022, tercatat defisit hampir 141 juta dolar US. Dengan import terbesar Indonesia dari Laos adalah potasium, emas dan almunium. Sedang neraca perdagangan Indonesia-Kamboja 2022, mengalami surplus sebesar 663,3 juta dolar US. “Jumlah ini masih potensial untuk ditingkatkan lagi,” katanya.
Forum Debriefing ini merupakan keempat kalinya di tahun 2023. “Sebelumnya, kami menyelenggarakan Forum Debriefing dengan UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Wahid Hasyim Semarang, dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Masih akan ada lagi forum serupa hingga akhir tahun ini,” jelas Yayan. (*)