YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Pastron UAD) Yogyakarta menjadi salah satu titik pengamatan gerhana bulan total secara nasional yang dikoordinasi Planetarium dan Observatorium Jakarta. Hasil pengamatan Pastron UAD memberi sumbangan keilmuan bagi UAD dan nasional.
Dijelaskan Kepala Pastron UAD, Yudhiakto Pramudya, PhD, beberapa saat setelah shalat Maghrib tanggal 26 Mei 2021 atau 14 Syawal 1422 Hijriah, bulan purnama mulai muncul dari ufuk timur Kota Yogyakarta. Namun, ada yang berbeda karena bulan terlihat membesar dari pada purnama biasanya. Selain itu, piringan bulan terlihat lebih redup.
“Observasi terpusat di Observatorium UAD dengan menggunakan berbagai teleskop yang digerakkan secara otomatis sehingga dapat mengikuti gerak bulan. Menjelang waktu Isya, bulan memasuki fase gerhana bulan total yang mencapai puncaknya pada pukul 18.25 WIB,” kata Yudhiakto di Yogyakarta, Kamis (27/5/2021).
Lebih lanjut Yudhiakto mengatakan Pastron UAD melakukan pengamatan bekerja sama dengan Pusat Tarjih, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, serta Takmir Masjid Islamic Center UAD. Selain observasi, salat gerhana dan diskusi ilmiah juga dilaksanakan yang disatukan dengan penayangan pengajian tarjih.
Observatorium UAD tidak hanya mendapatkan citra tetapi juga menyiarkan video gerhana Bulan secara langsung ke kanal YouTube. UAD juga menjadi salah satu titik pengamatan gerhana bulan total secara nasional yang dikoordinasi oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta.
“Dalam pengamatan, warna citra totalitas tidak terlalu merah terang. Hal ini bisa jadi diakibatkan pengaruh kualitas atmosfer pada saat dilakukan pengamatan. Secara keseluruhan, cuaca di Yogyakarta relatif cerah sedikit berawan. Oleh karena itu, hampir seluruh fase gerhana Bulan berhasil diamati dan disiarkan,” jelas dosen Pendidikan Fisika UAD ini.
Yudhiakto menambahkan, gerhana bulan total yang berjarak beberapa jam dengan keadaan perigee memang tidak sering terjadi. Hal ini sangat menarik dan menjadi suatu pencapaian yang berkesan bagi UAD untuk dapat mengabadikan fenomena astronomi tersebut.
Selain itu, beberapa mahasiswa dan alumnus UAD khususnya dari S1 dan S2 Pendidikan Fisika yang berada di berbagai daerah juga turut mengirimkan foto pengamatan gerhana. Hal ini semakin memperkaya data dan dapat dijadikan pelengkap analisis untuk mempelajari tata surya.
Data citra gerhana bulan juga dilengkapi dengan data tingkat kecerahan langit yang didapatkan dari Sky Quality Meter yang sudah dikendalikan secara Internet of Thing (IoT). UAD selalu memutakhirkan perangkat pengamatan dan meningkatkan jejaring pengamatan.
“Tidak hanya kajian ilmiah, UAD juga menguatkan kegiatan pada aspek religi. Salat gerhana dan siaran Pengajian Tarjih dengan tema gerhana Bulan juga dilakukan. Salat gerhana dipimpin oleh Ustadz Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. dengan khatib yaitu Ahmad Muttaqin, M.Ag., M.A., Ph.D. Pengajian Tarjih disampaikan oleh Dr. H. Oman Fathurrahman,” tuturnya.
Pelaksanaan observasi dan shalat gerhana di UAD tetap mengikuti protokol kesehatan. Secara keseluruhan, acara dihadiri oleh Rektor beserta para Wakil Rektor UAD dan sejumlah pejabat.
Dukungan pimpinan universitas sangat baik untuk dapat meningkatkan pelayanan UAD dalam menyajikan data astronomi secara rutin dan berkualitas. Observasi dan shalat gerhana serta pengajian mampu dijadikan sebagai media untuk meningkatkan literasi sains di masyarakat sekaligus meningkatkan keimanan.