26.9 C
Jakarta

UAD Selamatkan BPRS Carana Kiat Andalas

Baca Juga:

BUKITTINGGI, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil menyelamatkan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Carana Kiat Andalas, Bukittinggi, Sumatera Barat dari kebangkrutan. Bantuan UAD kepada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Sumatera Barat ini berupa suntikan modal, deposito dan bantuan manajemen. Berkat bantuan UAD, BPRS Caraka Kiat Andalas sudah lebih sehat dan telah menghasilkan keuntungan.

Dijelaskan Yayan Adi Saputra, Direktur Utama BPRS Carana Kiat Andalas, tahun 2015 OJK menetapkan BPRS-nya dalam pengawasan khusus. Waktu itu BPRS Caraka Kiat Andalas memiliki pembiayaan macet sebesar 56 persen. Sedangkan Capital Adequacy (CAR) tidak sampai satu persen, atau bahkan hampir minus.

“Kondisi ini akibat mismanajemen. Sebelumnya, BPRS ini menjadi andalan di Bukittinggi. Bahkan BPRS-BPRS yang ada di Bukittinggi belajar kepada BPRS Carana Kiat Andalas,” kata Yayan kepada wartawan di Bukittinggi, Sumatera Barat, Kamis (15/2/2018).

Kantor Pusat BPRS Andalas di Jalan Simpang Ampek Padang Luar, Agam, Sumatera Barat. (foto : heri purwata)

Lebih lanjut Yayan mengatakan kondisi ini membuat BPRS Carana Kiat Andalas meminta bantuan kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Selanjutnya, PP Muhammadiyah menunjuk UAD untuk memberikan bantuannya.

Tahap pertama UAD menyuntik dana sebesar Rp 550 juta untuk menambah modal usaha. Tahap kedua, UAD menambah modal usaha sebesar Rp 900 juta. Sehingga total modal usaha yang diberikan UAD sebanyak Rp 1,55 miliar. Suntikan modal ini membuat CAR BPRS Carana Kiat Andalas meningkat menjadi 9 persen.

Meskipun ada suntikan dana Rp 1,55 miliar, kata Yayan, belum bisa membuat BPRS Carana Kiat Andalas bisa membuat banyak produk. Sehingga UAD menambah suntikan dana sebesar Rp 4,2 miliar. “Tetapi dana Rp 4,2 miliar ini berupa simpanan deposito. Adanya dana ini membuat kerugian BPRS Carana Kiat Andalas semakin menurun,” jelas Yayan.

Tahun 2015, kata Yayan, BPRS Carana Kiat Andalas mengalami kerugian sebesar Rp 500 juta. Kemudian tahun 2016, kerugian yang diderita mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 131 juta. Sedang akhir tahun 2017, kerugian turun lagi menjadi Rp 125 juta. “Tahun 2018 ini sudah menunjukkan adanya keuntungan. Per tanggal 31 Januari 2018, keuntungan sebesar Rp 45 juta,” ujarnya.

Sedang Muhammad Syafar Nasir, Wakil Rektor II UAD Yogyakarta menjelaskan pihaknya tidak hanya memberikan bantuan berupa uang saja. Tetapi UAD Yogyakarta memberikan bantuan manajemen agar BPRS Carana Kiat Andalas tidak tergelincir lagi.

Bantuan manajemen salah satunya, Muhammad Syafar Nasir ditunjuk sebagai komisaris utamanya. Dikatakan Syafar, adanya penyertaan modal dan dana deposito, UAD menjadi pemegang saham pengendali BPRS Caraka Kiat Andalas.
Keberhasilan UAD menyelamatkan BPRS Caraka Kiat Andalas ini minimal memberi manfaat bagi kampus. Sedikitnya ada tiga manfaat yaitu manfaat sosial, ekonomi dan akademik.

“Social benefit meliputi memerangi rentenir, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menghidupkan usaha mikro. Manfaat ekonomi, hasil dari BPRS Caraka Kiat Andalas bisa memberikan bantuan kepada mahasiswa berupa penurunan uang SPP. Sedang manfaat akademis, kasus BPRS Caraka Kiat Andalas ini bisa menjadi salah satu kajian penelitian,” tandas Syafar.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!