“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imran : 190-191)
Bumi yang terhampar, langit yang terbentang, siang dan malam yang datang silih berganti merupakan tanda kekuasaan Allah SWT yang begitu nyata bagi mereka yang berakal.
Setiap peristiwa kehidupan yang kita alami dan rasakan, selalu menyimpan pelajaran berharga untuk kehidupan kita selanjutnya. Setiap episode kehidupan yang kita lalui selalu menyisakan hikmah tak ternilai di kemudian hari. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini.
Pengalaman pahit serta kegetiran hidup yang kita alami dan rasakan, akan menjadi tempaan untuk kedewasaan kita di masa yang akan datang. Kegagalan dan kekecewaan yang kita rasakan akan menjadi batu loncatan untuk melesatkan kualitas diri kita di masa depan. Kesemua pelajaran berharga dan tak ternilai itu hanya bisa kita dapatkan ketika kita mau melihat dengan pandangan jauh ke depan, bukan dengan pikiran sempit dan picik yang hanya melihat suatu peristiwa dari sudut pandang negatif.
Di sisi lain, kesuksesan yang saat ini kita raih, kemudahan hidup yang sekarang kita dapatkan, popularitas yang tengah kita nikmati, bisa menjadi batu sandungan yang akan menggelincirkan kehidupan kita di masa yang akan datang. Hal ini bisa terjadi, jika kita tidak berpikir jauh ke depan, lalai dan hanya terpaku pada kondisi saat ini yang bersifat sementara.
Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Apa yang kita anggap buruk dan tidak bernilai, sangat mungkin adalah hal paling berharga yang akan kita nikmati kelak di kemudian hari. Sedangkan apa yang kita anggap baik dan berharga saat ini, bisa jadi justru berakibat buruk bagi kita untuk masa depan kita.
Agama mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berpikir positif (husnuzhan), baik kepada sesama, lebih-lebih kepada Tuhan. Hanya mereka yang selalu berpikir positiflah yang akan merasakan betapa hidup ini indah. Hanya mereka yang bersikap optimislah yang akan dapat menikmati setiap episode kehidupan yang dijalani.
Tuhan sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya. Jika seorang hamba selalu mengingat Tuhan (berpikir positif tentang Tuhan) di dalam dirinya, maka Tuhan pun akan mengingatnya dalam diri-Nya. Demikian dinyatakan dalam sebuah Hadis Qudsi.
Orang yang selalu berpikir positif akan menyadari sepenuh hati bahwa tidak ada satu hal pun yang sia-sia di dunia ini. Setiap peristiwa, kejadian, serta pengalaman baik yang menyenangkan atau menyedihkan, membahagiakan atau mengecewakan, semuanya mengandung pesan, pelajaran serta hikmah untuk kita semua.
Menyadari serta meyakini bahwa tidak ada satu pun yang tercipta dan terjadi di dunia ini sia-sia adalah ciri ulul albab, yaitu sosok manusia dengan kadar dan kualitas intelektual plus spiritual yang tinggi. Mereka ini adalah orang-orang yang selalu menyinergikan antara pikir dan dzikir. Mereka adalah manusia-manusia pilihan, yang cerdas otak dan hatinya. Mereka adalah sosok hamba-hamba Tuhan yang memiliki otak cemerlang dan hati yang jernih. Bagi mereka, seluruh jagat raya dan seisinya adalah hamparan pelajaran penting yang diberikan Tuhan untuk terus digali dan dikaji dengan rasionalitas dan spiritualitas.
Pada akhirnya, hasil dari olah pikir dan dzikirnya mengantarkan mereka pada sebuah pernyataan yang sangat indah: “Ya Rabb Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”
Ruang Inspirasi, Kamis, 15 September 2022.