26.2 C
Jakarta

Rayakan HUT Ke-26, Giwo Optimis Pita Putih Indonesia Segera Jadi Anggota UN ECOSOC/PBB

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Pita Putih Indonesia (Indonesia White Ribbon) atau PPI, Dr. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd meyakini PPI akan segera menjadi anggota dari UN ECOSOC/Perserikatan Bangsa-Bangsa. PPI yang merupakan bagian dari alisansi GWRA, saat ini sedang menunggu proses untuk menjadi keanggotaan langsung dari PBB/UN ECOSOC.

Ketua Umum PPI Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan selama ini PPI telah banyak mengambil peran dalaam tataran global. “Sebagai organisasi yang focus pada kesehatan reproduksi, hak-hak perempuan dan anak-anak khususnya dalam konteks kesehatan, Pita Putih Indonesia sudah sering berpartisipasi dalam kegiatan Perserikatan Bangsa- Bangsa terkait isu perempuan dan anak-anak. Partisipasi tersebut antara lain aktif dalam kegiatan Sidang Umum PBB,” kata Giwo didampingi Ketua Harian PPI dr Heru Karsidi dan Sekjen PPI Ir. Wincky Lestari pada HUT ke-26 PP yang digelar di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Diakui Giwo, langkah untuk menjadi anggota aktif UN ECOSOC/ PBB terutama secara administrative telah dipenuhi oleh PPI. Dengan demikian, besar kemungkinan PPI akan segera menjadi anggota UN ECOSOC/PBB. “Mohon doanya agar status PPI segera masuk jadi anggota UN ECOSOC PBB,” lanjutnya.

Menurut Giwo, menjadi anggota UN ECOSOC PBB itu sangat penting dan strategis karena PBB merupakan forum utama bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam menghadapi berbagai masalah global, termasuk persoalan kesehatan ibu dan anak. “Dengan menjadi anggota UN ECOSOC/PBB kita juga bisa meningkatkan kerjasama internasional dan mempromosikan hak perempuan dan anak terkait kesehatan,” jelas Giwo.

Giwo juga menyebut bahwa usia 26 tahun merupakan usia yang cukup matang untuk terus menguatkan peran tidak hanya di tataran nasional tetapi juga di tingkat global.

Selain menargetkan segera menjadi anggota UN ECOSOC/PBB, secara internal, PPI juga terus melakukan konsolidasi antar pengurus tingkat provinsi. Konsolidasi ini penting agar PPI menjadi organisasi yang semakin besar perannya di tengah masyarakat. “Kita akan perkuat legalisasinya karena tanpa dasar hukum yang kuat, sebuah organisasi tidak akan leluasa bergerak,” tegas Giwo.

Selama ini, PPI telah memiliki program yang langsung menyentuh akar rumput diantaranya adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Meski saat ini Germas tidak lagi menjadi program utama Kementerian, namun PPI bertekad untuk melanjutkannya dengan dukungan dana swadaya.

Selain melanjutkan program Germas, PPI juga akan melanjutkan inisiasi Gerakan Ibu Bangsa untuk penuntasan masalah stunting. “PPI sudah mewacanakan Gerakan Orang Tua Asuh dalam penurunan stunting 4 tahun lalu. Kami bersyukur bahwa inisiasi ini kemudiaan mendapatkan respon dari pemerintah dan masyarakat luas,” katanya.

Lebih lanjut Giwo mengatakan berdirinya PPI dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir , prevalensi anemia, malnutrisi, tingkat prevalensi kontrasepsi yang rendah dan perkawinan anak di Indonesia. Oleh karena itu, dianggap perlu adanya organisasi yang dapat mengatasi masalah yang dialami oleh perempuan dan anak-anak Indonesia. “Nah pada tahun 2019, Pak Jusuf Kalla yang waktu itu jadi Menko Kesra lalu menggagas berdirinya PPI,” kata Giwo.

PPI jelas Giwo menjadi organisasi yang menyatukan individu, organisasi dan masyarakat yang bekerja sama untuk mengupayakan agar kehamilan dan persalinan aman bagi setiap perempuan. PPI bercita-cita agar semua perempuan dan anak menyadari hak mereka atas kesehatan yang berkualitas.

“Pita Putih Indonesia mengusung visi dan misi bahwa semua perempuan dan anak perempuan menyadari hak mereka atas kesehatan yang berkualitas,” katanya.

Giwo menambahkan PPI berkomitmen untuk berkontribusi langsung untuk menurunkan angka kematian ibu, angka kematian neonatal dan menurunkan kematian anak di bawah lima tahun hingga tahun 2030. Komitmen tersebut antara lain dilakukan dengan kegiatan kampanye, daan edukasi kepada masyarakat tentang  kesehatan reproduksi dan hak-hak perempuan dan anak-anak.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!