Oleh : Ace Somantri
MADINAH, MENARA62.COM – Sirah nabawiyah yang dapat kita petik dalam perjalanan ibadah umroh, selain meneladani berbagai karakter Rosululllah, beliau sebagai manusia pilihan terbaik sekaligus penutup para nabi telah banyak memberi ibroh pada moment-moment dan tempat-tempat tertentu yang menjadi sebuah rujukan ritual Ibadah Haji maupun Umroh. Seperti terdapat tempat terkenal untuk bermunajat yaitu Raudhoh, setiap jamaah haji ataupun umroh sudah dipastikan berusaha keras dengan maksimal untuk dapat bermunajat di tempat tersebut. Tempat itu dikatakan Rosulullah sebagai taman syurga, manakala Rosulullah semasa hidupnya area atau tempat lokasinya di antara kamar beliau dengan mimbar masjid. Dan di situlah ketika setiap beribadah, memimpin shalat, menerima wahyu dan juga tempat para sahabat Rosul beribadah. Dan kamarnya baginda Rosulullah saat ini menjadi makamnya beliau sendiri. Sehingga dianjurkan kepada jamaah haji dan juga jamaah umroh ketika di masjid Nabawi Madinah untuk dapat melakukan ibadah di tempat mulia nan utama.
Momentum umroh pasti pasti banyak hal yang diketahui, selain ritual ibadah umroh melainkan ada hal yang tidak dapat dibayangkan nilainya karena sudah memberikan ruang untuk meningkatkan kualitas hidup. Rasa syukur atau ungkapan terima kasih kepada Sang Maha Pengasih, bagi kita yang mendapatkan kesempatan ibadah umroh harus benar-benar bersyukur tanpa harus bertafakur. Karena saat kita mendapatkan panggilan untuk umroh, otomatis disadari atau tidak kita menjadi salah satu pilihan tepat di antara manusia yang lainnya untuk merasakan kebahagiaan yang berbeda dengan jenis, macam dan ragam kebahagian lainnya. Karena kabahagiaan umroh hampir sama mendekati dengan kebahagiaan ibadah Haji yang dijalankan dibulan Dzulhijah, khususnya yang menjadi ketentuan beribadah formil yaitu wukuf di padang Arafah pada tanggal 10 Dzulhijah.
Umroh dikenal haji kecil, walaupun kecil tetap saja ibadah haji. Siapapun berhak dan diberikan kesempatan yang sama kepada setiap umat muslim, yang membedakan adalah kemampuan dan kemauan, serta taqdir Allah SWT sebagai penentu mutlaq kepada siapa saja umat yang dikehendaki-Nya. Pada dasarnya, umat muslim sudah mendapat panggilan untuk ke tanah suci dari Allah SWT. Hanya waktu dan kesempatan, regulasi dan juga situasi kondisi juga menjadi faktor tambahan dalam pelaksanaannya. Maka, seandainya ada pertanyaan dari umat bagaimana ketika seorang muslim hingga akhir hayatnya tidak ada kesempatan memenuhi panggilan ke tanah suci Makkah al Mukaromah? Islam adalah ajaran mulia nan sempurna, manakala terjadi hal demikian tidak jadi masalah, karena substansi ibadah ada pada letak lillahi ta’ala.
Persiapan mental spiritual menjelang keberangkatan secara fisik terus dilakukan, selain itu juga melakukan uji praktik manasik umroh dan persiapan teknis lainnya agar tidak terlalu gagap dan kaget manakala tiba di Madinah maupun di Makkah. Sedikitnya mengenal beberapa tahapan-tahapan ibadah umroh dan tempat – tempat bersejarah masa kenabian Rosul Muhammad SAW serta jejak perjuangannya beliau bersama para sahabat yang hebat-hebat yang dikenal khalifah rasyidah, saat itu membawakan sekaligus menyebarkan atau mendakwahkan risalah mulia Wahyu Allah SWT.
Insya Allah atas ijin Allah SWT menjelang keberangkatan, semua persiapan teknis dan berkemas pakaian secukupnya dan perlengkapan lainnya pun tidak ketinggalan dikemas dalam koper yang disediakan pihak travel. Sekalipun belum tiba tanah suci Makkah dan kota Madinah penuh hikmah juga tempat lain yang menjadi tujuan berkunjung para jamaah haji maupun umroh. Bayangan kebahagiaan tidak terbayangkan, rasa ingin segera tiba sepertinya sudah tidak sabar berharap untuk secepatnya memasuki kota tersebut. Namun, tiba-tiba ada kabar 1 hari sebelum keberangkatan ada jamaah umroh seorang bapak relaitif masih muda berusia 57 tahun memberi kabar mengundurkan diri karena terserang penyakit jantung, dan pihak rumah sakit melalui keterangan resmi dokter spesialis merekomendasikan untuk istirahat dan membatalkan penerbangan selama satu bulan kedepan.
Qodarullah, semua itu adalah kehendak Allah SWT. Sekalipun sudah perlengkapan siap dan tinggal pergi, ketika Sang Pencipta berkehendak tidak siapapun mahluk-Nya mampu menghalangi yang dikehendaki-Nya. Begitulah takdir tidak dapat dipungkiri, kata pepatah orang Sunda “takdir teu bisa dipungkir, kadar teu beunang disinglar” sehingga hal tersebut menjadi hikmah dan ibroh bagi umat muslim khususnya bahwa manusia berencana namun yang memiliki hak mutlak dan hak preogratif di dunia dan akhirat hanya Allah SWT. Maka setiap saat, dalam aktifitas apapun senantiasa dianjurkan untuk berdo’a memohon segala hal ihwal kebutuhan di dunia maupun harapan dan cita-cita hal ihwal urusan akhirat.
Peristiwa tersebut sebuah kasuistik, yang menjadi hikmah dan ibroh kepada siapapun menjadi catatan penting bagi setiap manusia untuk tidak sombong dan takabur. Maka, perlu disampaikan pada kesempatan ini manakala kita berazam dan berniat baik untuk beribadah jangan ketinggalan berdo’a kesehatan jasmani dan ruhani, sekalipun terkena sakit atau musibah lainnya tidak akan ada kekecewaan berlebihan, apalagi marah-marah mempersalahkan orang lain. Insyaallah segala hal terjadi dikembalikan kepada Sang Pemilik alam semesta. Kita yakinkan dalam diri, bahwa Allah SWT mengetahui apa yang terjadi kepada seluruh umat manusia dimuka bumi ini. Walapun secara praktis, ritual ibadah umroh tidak terlaksana saat itu tetap saja selama masih bernafas tetap ada kesempatan dilain waktu saatnya akan tiba atas ijin dan ridlo-Nya.
Umroh pertama, banyak pelajaran atau hikmah yang dipetik. Semoga dalam perjalanannya semua jamaah yang berangkat bersama atau terpisah tempat dan waktu berbeda insyaallah semua yang memenuhi panggilan Allah SWT untuk ibadah umroh disehatkan lahir dan bathin. Ada kalimat yang dilontarkan oleh owner travel Dago Wisata, berbicara di depan jamaah saat pembelakalan teori dan praktik manasik umroh, begini kalimat pernyataannya “semoga semua jamaah yang memenuhi panggilan umroh saat ini sebelum tiba waktunya sudah mabrur terlebih dahulu, niatkan dalam hati untuk beribadah umroh semata-mata karena lillahi ta’ala.” ungkapan tersebut tidak salah, sedikit dijelaskan dalam paragraf diatas bahwa kunci ibadah haji dan umroh ada pada kemabruran. Artinya, sekalipun kita tidak berangkat hari ini padahal sudah menjalani proses tahapannya, sangat mungkin nilai ibadah umroh tetap didapat, karena sudah berniat dan mengikuti langkah-langkah nyata memenuhi persyaratan yang dilewati hingga waktu keberangkatan tiba. Sekalipun meninggal dunia, insyaallah nilai ibadahnya disetara dengan yang berhaji dan umroh yang mabrur. Aamiin. Wallahu’alam
Bandung, Maret 2023