SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan silaturahmi dari Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Boyolali. Kunjungan ini bertujuan memperkuat sinergi antara UMS dengan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Boyolali, khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan layanan pendidikan.
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Boyolali, Drs. Kamtar, mengapresiasi kesediaan Rektor UMS yang menerima rombongan dan menegaskan pentingnya kolaborasi. Ia menyampaikan bahwa Boyolali memiliki 144 amal usaha Muhammadiyah (AUM). Jumlah tersebut tertinggi di Jawa Tengah dan berpotensi besar untuk berkembang jika disinergikan dengan kapasitas dan reputasi internasional yang dimiliki UMS.
“Kolaborasi ini kami harapkan berjalan dalam dua tahap. Pertama, peningkatan SDM melalui pendampingan UMS. Ke dua, layanan pendidikan unggulan yang menyenangkan,” kata Kamtar di Ruang Sidang Rektorat Lantai 6, Gedung Induk Siti Walidah, Rabu (6/8).
Harapannya, lanjut Kamtar, siswa-siswi SLTA Muhammadiyah Boyolali menjadikan UMS sebagai pilihan utama untuk melanjutkan studi. Ia juga menyebut hasil angket siswa menunjukkan UMS sebagai kampus favorit.
Kamtar menambahkan bahwa beberapa sekolah di Boyolali tengah merintis program layanan bilingual internasional. Lima SD telah menjadi perintis, yang kelak akan dilanjutkan hingga jenjang SMP, SLTA, dan pesantren.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan pondok-pondok kader di UMS, seperti Pondok Shabran dan Pondok Mas Mansur,” ujarnya.
Selain itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Boyolali telah rutin melibatkan UMS dalam kegiatan akademik. Beberapa SMK bahkan secara berkala melakukan general study di kampus UMS, baik di FKIP, Teknik, maupun PAI, sesuai minat dan arah jurusan siswanya.
“Anak-anak senang bisa belajar di lingkungan kampus, mereka merasa mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan,” kata Kamtar.
Dukungan UMS juga terasa terutama saat menyelenggarakan agenda berskala nasional dan internasional. Menurut Kamtar, UMS selalu melibatkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sekitar, termasuk guru dan siswa. Bahkan, beberapa SD dan SMP Muhammadiyah mulai merancang kegiatan belajar di area kampus UMS, seperti Edutorium dan area kampus, sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek.
Dalam pertemuan tersebut, Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyambut baik semangat sinergi ini. Ia menawarkan konsep “One Dosen UMS, One AUM” untuk mendampingi sekolah-sekolah Muhammadiyah Boyolali dalam hal peningkatan mutu pendidikan.
“Dosen bisa menjadi mitra langsung untuk mendampingi AUM terdekat. Ini konkret dan mudah diwujudkan,” tegas Rektor.
Lebih lanjut, Harun juga mengusulkan sistem penilaian kinerja kepala sekolah berbasis profesionalisme, serta skema integrasi program kampus dan AUM seperti pengabdian masyarakat, magang mahasiswa, hingga beasiswa kader.
“Ini bentuk penguatan dan kesinambungan kaderisasi di lingkungan Persyarikatan,” tambahnya.
Forum ini menjadi titik awal penguatan sinergi dan strategi bersama menuju Indonesia Emas 2045. UMS menunjukkan kesiapannya menjadi rumah besar untuk kemajuan pendidikan Muhammadiyah, mulai dari peningkatan SDM hingga layanan unggulan pendidikan. (*)
