BANDUNG, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pembekalan dan pelepasan wisudawan Pascasarjana periode II Tahun Akademik 2025/2026. Sebanyak 97 wisudawan pascasarjana mengikuti kegiatan yang berlangsung di Ruang Seminar Pascasarjana UMS, Kamis (18/12).
Direktur Sekolah Pascasarjana UMS Prof. M. Farid Wajdi, Ph.D., menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan studi. Ia menegaskan bahwa kegiatan pelepasan tidak hanya menjadi seremoni akhir masa studi, tetapi juga momentum untuk saling mengenal dan mempererat jejaring antar mahasiswa lintas program studi.
Farid mengingatkan agar para lulusan tetap mengemban amanah dari program studi dengan terus mengembangkan diri serta memperluas kontribusi di masyarakat. “Tampilkan yang terbaik ketika nanti di luar bahwa saudara adalah alumni dari universitas bereputasi internasional,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar alumni senantiasa bangga menjadi bagian dari UMS dan mampu menjadi alumni yang membanggakan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor I UMS Prof. Ihwan Susila, Ph.D., turut memberikan pembekalan dengan materi Future Leader. Menurutnya, kepemimpinan tidak hanya ditopang oleh hard skill, tetapi juga membutuhkan toolset yang tepat untuk mempercepat dan meningkatkan kinerja, serta mindset yang kuat.
“Monggo sekalian lulusan UMS harus bisa benar-benar punya growth mindset, mindset cara berpikir yang terus tumbuh. Misalnya suka tantangan, perubahan, selalu mencari solusi daripada mencari alasan,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa seorang pemimpin perlu memandang masalah sebagai peluang dan memiliki semangat belajar yang berkelanjutan, termasuk kesiapan untuk dievaluasi. “Tidak perlu anti kritik, kalau dikritik berarti lagi perhatian dengan bapak-ibu. Kenapa? Kalau tidak dikritik berarti dibiarin aja, artinya sedang tidak diperhatikan,” katanya.
Lebih lanjut, Ihwan menekankan pentingnya sikap saling menghormati perbedaan dan kekurangan orang lain, serta menjadi sosok yang memberi dampak bagi lingkungan sekitar. “Upayakan setiap langkah kita punya dampak,” ujarnya.
Ia juga mengajak lulusan untuk jujur pada diri sendiri, berani mengakui kesalahan, serta memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik sebagai dasar dalam menemukan solusi atas berbagai persoalan.
Usai seremonial pelepasan wisudawan, wisudawan asal Palestina, Mahmoud Amjad Mohammad Bolad, berbagi kisahnya selama menempuh studi di UMS. Bolad, nama akrabnya, sebelum menempuh kelas di prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, ia terlebih dahulu mengikuti kelas BIPA selama empat bulan. Kelas ini membantunya untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Selama menjadi mahasiswa UMS, ia menilai lingkungan akademik UMS sangat mendukung, dengan staf fakultas dan dosen yang ramah serta membantu selama proses studi. Selain itu, di kelasnya, terdapat empat mahasiswa internasional yang saling mendukung dalam menyelesaikan kebutuhan akademik karena menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi.
“Tetapi mahasiswa yang lokal juga baik karena mereka tahu bagaimana hidupnya di Indonesia, seperti juga misal aku perlu jurnal atau website, mereka tahu,” ungkapnya.
Bolad juga dinyatakan sebagai wisudawan terbaik dari prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3.96. Ia juga mengungkapkan perasaan bahagianya atas pengalaman studinya.
“Sebenernya aku baru tau ini, bagus sekali, aku sangat sekali saat ini. Alhamdulillah,” katanya. Meski mengakui proses penyusunan tesis penuh tantangan dan menguras waktu istirahat, ia justru menikmati proses tersebut. “Tapi untuk tesis menurutku juga menyenangkan karena itu ideku dan aku menyukai ide yang aku pilih,” ujarnya.
Tesis yang disusunnya mengangkat tema pendidikan bahasa Inggris di Palestina, sesuai dengan latar belakang dirinya. Karya ilmiah tersebut bahkan telah dipublikasikan pada jurnal terindeks Scopus. Meski awalnya berencana melanjutkan studi, saat ini ia telah diterima bekerja di Indonesia pada sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris. (*)

