28.9 C
Jakarta

UMY Dampingi Kampung Tanaman Obat Pereng Dawe

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Tim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Berli Paripurna Kamiel PhD dan Dr Endah Saptutyningsih, mendampingi warga Padukuhan Pereng Dawe, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengembangkan tanaman obat keluarga (Toga). Program pemberdayaan masyarakat ini difokuskan pada upaya mekanisasi proses produksi media tanam untuk tanaman obat keluarga.

Dijelaskan Berli Paripurna, pendampingan masyarakat ini telah dilakukan sejak awal terjadi pandemik Covid-19 hingga September 2020. Kelompok warga ini menamakan diri MK Smart dan beranggotakan 31 orang. “Proses kegiatan dilakukan dengan metode pelatihan mengolahan media tanam, penanaman tanaman obat, dilanjutkan konsultasi secara online dan offline, serta pelatihan pemasaran hasil produksi tanaman obat keluarga,” kata Berli Paripurna, Senin (12/10/2020).

Selama ini, kata Berli Paripurna, warga sudah merintis pemanfaatan lahan untuk tanaman obat keluarga sebagai bahan baku jamu. Namun warga mengalami kendala pada produktivitas lahan, ketergantungan pupuk kimia, dan pemasaran produk tanaman obat keluarga.

Alat pencacah bahan media tanam organik tanaman obat. (foto : istimewa)

Selain memberikan pelatihan membuat media tanam organik, Tim UMY juga memberikan hibah berupa mesin pengolahan media tanam. Diharapkan dengan mekanisasi tersebut akan meningkatkan kualitas media tanam organik yang berdampak pada keberhasilan program kemandirian warga dalam hal menjaga kesehatan. “Media tanam organik tersebut juga potensial untuk dijual sebagai sumber pendapatan rumah tangga,” kata Berli.

Sementara Ketua Kelompok MK Smart, Edy Santoso mengatakan anggotanya menyambut positif dan menilai program pendampingan ini berhasil. Sehingga program ini layak dikembangkan dengan skala yang lebih luas dan berkelanjutan.

“Warga cukup senang mendapatkan keterampilan baru membuat media tanam organik dengan lebih cepat karena menggunakan mesin pencacah bahan media tanam. Semoga ini dilanjutkan karena warga masih perlu pendampingan pada pemasaran dan peningkatan kualitas media tanam, serta pemanfaatan hasil tanaman obat keluarga,” kata Edy Santoso.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!