BEKASI, MENARA62.COM– Belajarlah dari kisah Prabu Krisnadwipayana, raja di negeri Astina. Tokoh dalam kisah pewayangan ini rela menyerahkan tapuk kepemimpinan negeri justeru disaat meraih kejayaan. Dengan filosofi menuju kerajaan yang lebih makmur sejahtera dan berkeadilan, kursi empuk sebagai raja diserahkan kepada generasi muda yang dinilai lebih piawai Putra Pandudewanata.
Kisah yang kemudian mengilhami berdirinya Universitas Krisnadwipayana tersebut menurut Suparwanto, Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Unversitas Krisnadiwiayana (Ikeba) periode 2001-2018, tak lekang oleh jaman. Kisah keteladanan itu nyata dibutuhkan bahkan pada situasi seperti sekarang ini.
“Menyerahkan tapuk kepemimpinan pada generasi yang lebih unggul, lalu memilih menjadi resi, penasehat dan guru adalah pilihan yang tepat bagi Krisnadwipayana dan itu patut menjadi tauladan kita semua,” kata Suparwanto di sela Pengukuhan Pengurus Ikeba Unkris 2018-2023, Rabu (19/12).
Prabu Krisnadipayana dalam kisah berikutnya bahkan memilih tidak mencampuri urusan kerajaan. Kecuali sekedar memberikan masukan dan nasehat kepada sang putra.
Ketua Dewan Penasehat yayasan Unkris, Prof. Gayus Lumbuun pun senada. Menurutnya kisah Krisnadiwpaya adalah gambaran nyata yang terjadi pada universitas yang berdiri sejak 1942 ini.
“Universitas ini didirikan oleh orang-orang hebat yang berniat untuk membangun dan itulah yang membuat universitas ini pernah mencapai kejayaannya,” kata Gayus.
Diakui dalam proses regenerasi, Unkris pernah mengalami persoalan yang cukup parah. Tetapi persoalan internal tersebut dengan cepat diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan polemik berkepanjangan.
“Saya tidak menyangka, sedemikian cepatnya Unkris melakukan recovery, penyembuhan, setelah 6 tahun lalu terlilit masalah internal,” papar Gayus.
Baca juga:
- Fakultas Ekonomi Unkris Bantu Masyarakat Sukajadi Bentuk BUMDes
- Warek Unkris: Anak Muda Kreatif Lahirkan Sumber Ekonomi Baru
Ia menilai peran alumni dalam membangun Unkris amat besar. Kesuksesan alumni diberbagai bidang membawa imega positif yang kemudian mengantarkan Unkris dengan cepat kembali memperoleh kepercayaan masyarakat.
Sementara itu, Rektor Unkris Dr. Abdul Rivai, SE. MSi mengatakan peran alumni untuk kembali membawa Unkris berjaya sangat penting dan strategis. Melalui bantuan alumni inilah Unkris bisa membangun, melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membangun image positif ditengah masyarakat dan membangun network diantara alumni maupun kampus.
Peran para alumni tersebut bisa dilakukan dengan ikut membangun almamater baik melalui sumbangan materiil maupun non materiil. Mereka bisa menunjukkan kepedulian terhadap almamater melalui peran masing-masing yang saat ini sedang dijalani, baik dalam dunia kerja, organisasi sosial dan lingkup kehidupan lainnya.
Rektor mengatakan sejatinya gelar sarjana saja tidak cukup untuk menjamin alumni bisa memasuki dunia kerja sesuai dengan keinginannya. Masih diperlukan daya juang atau agresifness, sikap positif, kesempatan dan hubungan atau networking yang tepat.
Salah satu tolok ukur keberhasilan almamater, lanjut Rektor adalah banyak tidaknya lulusan yang berhasil dengan baik dalam menempuh kehidupan dan peranannya dalam masyarakat baik pada tingkatan lokal, nasional maupun internasional. Selain itu juga kontribusinya dalam usaha membangun, meningkatkan dan mengembangkan kampus almamaternya sendiri.
Unkris yang saat ini terus berkembang dan memiliki mahasiswa lebih dari 5.000 orang, mengedepankan 3 hal utama yakni pembangunan infrastruktur, akademik, dan kelembagaan.
Sementara itu Ketua Ikeba Unkris Drs Nata Irawan SH, MSi mengajak seluruh alumni Unkris dimana pun berada untuk ambil peran aktif dalam membangun almamaternya.
“Potensi alumni Unkris sangat besar untuk bisa membawa universitas ini menjadi perguruan tinggi unggulan. Ikeba membuka donasi bagi alumni yang memang mau berperan,” kata Nata.
Ia juga mendorong alumni Unkris untuk ambil bagian dalam proses pembangunan desa. Dimana saat ini pemerintah benar-benar sedang membangun desa, salah satunya adalah alokasi anggaran desa yang cukup besar mencapai ratusan triliun rupiah.
“Unkris ada lembaga pengabdian masyarakat, mari kita masuk ke pemberdayaan masyarakat desa melalui lembaga ini. Kita bantu desa-desa untuk mengelola dana yang ada, membuat perencanaan pembangunan yang tepat,” tutup Nata.