26.4 C
Jakarta

Usai Dilantik Jadi Ketum PPJI, Minerva Beberkan Tantangan yang Dihadapi Industri Jasaboga

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) menggelar Pelantikan dan Pengukuhan Kepengurusan DPP PPJI dan DPD PPJI DKI Jakarta di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf RI, Kamis (13/6/2024). Pelantikan dan pengukuhan DPP PPJI dan DPD PPJI DKI Jakarta tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Munas DPP PPJI yang telah dilaksanakan di Solo pada tanggal 8 Mei 2024 dan Musda DPD PPJI DKI Jakarta yang telah dilaksanakan di Menara BRIpens, Jakarta Selatan pada tanggal 17 Januari 2024.

Acara pelantikan dan pengukuhan kepengurusan DPP PPJI dan DPD PPJI DKI Jakarta ini menetapkan Minerva Taran sebagai Ketua Umum DPP PPJI, Hermasari sebagai Sekretaris Jenderal DPP PPJI, Siti Djumiadini sebagai Ketua DPD PPJI DPD DKI Jakarta dan Heru Pujihartono sebagai Sekretaris Umum DPD PPJI DKI Jakarta. Mereka akan mengemban amanah kepemimpinan PPJI untuk periode 2024-2029.

Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri atas unsur Kemenparekraf, kepala daerah, ketua asosiasi wedding dan pariwisata, juga para mitra kerja PPJI. Selain itu hadir pula ketua DPD PPJI dari 24 daerah dan anggota PPJI.

Ketua Umum DPP PPJI Minerva Taran dalam keterangan persnya menjelaskan industri jasaboga di Indonesia saat ini mengalami tantangan yang cukup kompleks. Salah satunya adalah membanjirnya makanan-makanan khas negara asing ke pasaran domestic.

“Di mall-mall besar, kita lihat menjamur makanan-makanan asing seperti ramen dan topokki. Generasi muda kita sangat menggandrunginya,” kata Minerva.

Situasi tersebut jika dibiarkan terus dikhawatirkan pada 20 tahun yang akan datang, generasi muda tidak lagi kenal makanan tradisional Indonesia seperti sate kambing, soto, sayur asem dan lainnya. Karena itu, PPJI sebagai organisasi yang mewadahi pengusaha jasaboga dan UMKM di Indonesia akan terus mendorong lahirnya regulasi yang mengharuskan mall, pusat perbelanjaan modern atau pusat kuliner untuk menyediakan 60 persen makanan asli Indonesia. “Intinya makanan asli Indonesia harus jadi tuan di negeri sendiri,” tambahnya.

Selain itu, penting dilakukan promosi yang lebih massif terkait makanan khas Indonesia kepada generasi muda. Promosi ini bisa dilakukan melalui industry kreatif seperti film, music, kanal Youtube, media sosial dan lainnya. “Menggunakan industri kreatif saya piker jauh lebih efektif karena semua generasi muda sekarang terhubung dengan internet. Mereka generasi yang tidak bisa lepas dari gawai,” kata Minerva.

Cara seperti itu jelas Minerva, juga dilakukan oleh negara Korea dan China. Mereka mengenalkan makanan khas negara tersebut melalui industry film dan music. “Budaya K-Pop yang sangat popular mendorong orang ingin mengenal kuliner Korea,” ujarnya.

Selain melalui industri kreatif, hal yang tidak boleh diabaikan adalah keberadaan keluarga. Minerva menilai bahwa keluarga memiliki peran sangat penting dan strategis untuk mengenalkan anak atau generasi muda terhadap makanan asli Indonesia. “Kita harus memulai dari meja makan di rumah. Orang tua harus kenalkan makanan tradisional, sayur asem, gulai kikil sate dari rumah,” tegas Minerva.

Melihat tantangan industri kuliner di masa yang akan datang semakin berat, jelas Minerva, diperlukan berbagai inovasi dan akselerasi untuk mendukung kemajuan industri jasaboga Indonesia, diantaranya melalui penerapan teknologi tepat guna untuk efisensi dan mempercepat proses produksi serta distribusi, juga menjaga, mengembangkan, dan memperkenalkan makanan juga kudapan asli Indonesia ke seluruh dunia.

Selain itu, PPJI mendukung pemerintah dengan menerapkan kepada anggota-anggotanya untuk memiliki sertifikat halal.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD PPJI DKI Jakarta Siti Djumiadini mengatakan upaya untuk mendorong makanan khas Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri harus dilakukan secara bersama-sama yang melibatkan peran banyak instansi, organisasi dan masyarakat. “Jadi tidak mungkin kita bekerja sendiri, harus melibatkan pihak lainnya,” kata Dini.

DPD PPJI DKI Jakarta sendiri sudah sering bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong hotel menyediakan makanan tradisional Betawi minimal satu kali dalam seminggu. Selain itu bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, juga dilakukan edukasi ke sekolah-sekolah terkait sajian makanan khas Betawi dan makanan yang sehat. “Kita bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, mencoba menyajikan makanan produk Indonesia,” katanya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!