JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengatakan program vaksinasi Covid-19 bagi guru dan tenaga kependidikan menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah Indonesia menempatkan aspek pendidikan sebagai bagian penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Karena itu semua guru di Indonesia siap untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19.
“Sejak awal termasuk saya yang pertama kali vaksin di istana, guru-guru langsung merespon kapan semua divaksin, intinya tidak ada penolakan dari guru,” kata Unifah pada acara Dialog Produktif: Vaksinasi Tahap 2: Prioritaskan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilakukan secara virtual, Jumat (26/2/2021).
Bahkan lanjut Unifah ada beberapa guru (dosen) yang usianya sudah lanjut, mendaftar ikut vaksinasi Covid-19. Meski pada akhirnya karena pertimbangan kesehatan seperti hipertensi, guru lansia tidak dapat melanjutkan vaksinasinya.
Respon yang baik dari guru untuk ikut program vaksinasi Covid-19 tersebut menurut Unifah juga merupakan tanggung jawab seorang pendidik bahwa mereka ingin segera melakukan proses pembelajaran secara aman dan nyaman. Juga persyaratan lain terutama protokol kesehatan.
“Guru berkeinginan mendapatkan vaksin dan mereka tahu menjadi prioritas,” tukas Unifah.
Sekarang lanjut unifah, bagaimana dalam waktu sesingkat-singkatnya, secara efektif dan efisien, pelaksanan vaksin dapat dilakukan di berbagai sekolah. Sehingga pada bulan Juli ada kabar terang untuk masuk proses pembelajaran tatap muka.
Unifah menyampaikan guru akan mengikuti kebijakan pemerintah terkait program vaksinasi Covid-19 ini. Bagi guru vaksinasi menjadi paspor untuk kembali mengajar di kelas.
“Guru juga siap ikut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19 ke semua lapisan masyarakat, ” tandas Unifah.
Sementara itu, Siti Nadia Tarmizi, jubir vaksinasi Covid-19 Kemenkes menjelaskan sebenarnya semua orang merupakan prioritas vaksinasi Covid-19. Tetapi karena ketersediaan vaksin yang terbatas membuat vaksinasi Covid-19 harus dilakukan secara bertahap.
Terkait program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok guru, lanjut Nadia, kriterianya sama dengan sasaran lainnya, seperti usia diatas 18 tahun, lebih dari 3 bulan jadi penyintas Covid-19. Dan jika memiliki penyakit komorbid seperti hipertensi, asma dan lainnya dalam kondisi terkontrol. Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau ginjal atau para penyintas atau penyandang kanker, selama dokter menyatakan aman maka vaksinasi bisa diberikan.
Untuk kelancaran program vaksinasi Covid-19, Yaswardi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud mengatakan Kemendikbud dan Kemenag telah menyiapkan data pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang dijadikan basis pemberian vaksinasi.
“Jadwal dan lokasi vaksinasi akan diinformasikan oleh disdik, dinkes dan kanwil kemenag masing-masing daerah. Pendidik dan tenaga kependidikan yang terdaftar cukup membawa identitas diri ke lokasi vaksinasi yang ditentukan pemda,” jelasnya.
Jika ada PTK yang tidak terdaftar lanjut Yaswardi, cukup membawa surat pernyataan dari pimpinan satuan pendidikan dan membawa ke lokasi vaksinasi. Intinya kemenkes berkoordinasi dengan Pemda untuk menghadirkan layanan vaksinasi yang memudahkan bagi seluruh PTK.
“Pendataan kita akan melakukan koordinasi dengan pemda kabupaten/kota. Pada saat vaksin tersedia, kita prioritaskan pada guru yang akan melakukan aktivitas PTM. Jadi kata kuncinya adalah ketersediaan vaksin, koordinasi pemda lalu kita prioritaskan vaksin ini kepada PTK di jenjang PAUD dan SD lalu sekolah menengah lanjut ke pendidikan tinggi,” tutupnya.