YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Rintik hujan yang turun perlahan pada Sabtu (30/11/2024) malam itu seolah menjadi saksi kesungguhan warga Muhammadiyah DIY yang memadati Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Di bawah gemerlap lampu panggung, mereka hadir bukan hanya untuk merayakan milad ke-112 Muhammadiyah, tetapi juga untuk menyaksikan sebuah pagelaran yang mengusung wajah baru: seni dan budaya yang hidup dalam irama Islam.
Berbeda dari perayaan formal yang biasanya digelar, tahun ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY menghadirkan resepsi milad yang memadukan napas modernitas dengan akar tradisi.
Sportorium UMY berubah menjadi panggung seni, tempat di mana karawitan bertemu drumband, suara hadroh bersanding dengan syahdunya puisi, dan sari tilawah mengalun dalam balutan nada macapat.
Dari awal hingga akhir, tak ada momen yang terasa biasa. Sang Master of Ceremony, dengan gaya monolog penuh gelora, menyapa audiens seperti seorang dalang yang menghidupkan wayang.
Bacaan ayat-ayat suci al-Quran menggema dengan iringan sari tilawah macapat, menghadirkan suasana khidmat sekaligus menggugah hati.
Bahkan, sambutan resmi dari para pimpinan Muhammadiyah disampaikan dalam bentuk deklamasi yang penuh semangat.
Gunawan Budianto, Rektor UMY sekaligus tuan rumah malam itu, membuka acara dengan sambutan hangat. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa selama 112 tahun, Muhammadiyah tak pernah berhenti menjadi cahaya yang menerangi umat.
“Muhammadiyah membangun bangsa dengan kebajikan dari tiap amal usahanya, yang tertanam semangat Islam,” ucapnya. Ia pun berharap, sinar kebaikan Muhammadiyah terus memancar, membawa kemajuan bagi umat dan bangsa.
Ketua PWM DIY, Ikhwan Ahada, melanjutkan dengan refleksi mendalam tentang keteguhan Muhammadiyah.
Dengan mengutip nilai-nilai luhur “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,” ia mengingatkan bahwa tugas bersama adalah menjaga Muhammadiyah tetap tumbuh subur di tengah dinamika zaman.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, memberikan apresiasi khusus atas format pagelaran seni malam itu.
“Pagelaran ini bukan hanya cara merayakan milad, tetapi juga wujud syukur atas warisan para leluhur dan upaya kita untuk melestarikannya,” tuturnya.
Tak hanya berhenti pada seni, acara malam itu juga menjadi momen untuk memberikan penghargaan kepada Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah unggulan di DIY.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Nitikan, dan Masjid Al-Amna di Danurejan menerima penghargaan sebagai yang terbaik dalam kategori Cabang, Ranting, dan Masjid.
Hingga acara usai, ribuan warga Muhammadiyah dari lima kabupaten di DIY tetap bertahan, menikmati setiap suguhan dengan penuh antusiasme. (*)