28.2 C
Jakarta

Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq: Integrasi Sekolah dan Masjid Jadi Model Pendidikan Holistik Muhammadiyah

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menilai integrasi antara sekolah dan masjid dapat menjadi model pendidikan alternatif yang relevan untuk menjawab tantangan abad ke-21. Hal ini disampaikan usai menghadiri peluncuran buku karya KH Marpuji Ali di Gedung Induk Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (18/8).

 

Menurut Fajar, pendidikan saat ini menuntut keseimbangan antara pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan karakter. Ia menilai sekolah yang lahir dari masjid memiliki akar nilai keislaman yang kuat, sehingga mampu menjadi fondasi penting dalam membangun generasi muslim berkarakter.

 

“Integrasi pendidikan dengan nilai-nilai keagamaan itu penting untuk memperkuat karakter yang islami sekaligus terbuka. Ini juga sejalan dengan spirit Muhammadiyah yang inklusif dan kosmopolitan. Model ini bisa ditawarkan sebagai alternatif pendidikan yang holistik—mencakup aspek spiritual, moral, intelektual, sosial, dan emosional,” jelas Fajar.

 

Lebih lanjut, Wamendikdasmen menekankan pentingnya adaptasi kurikulum agar sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk peningkatan kompetensi guru. Ia menilai kebijakan pembelajaran mendalam yang kini digalakkan Kementerian akan mendukung penguatan pedagogi di sekolah-sekolah Muhammadiyah, sekaligus mendorong siswa lebih proaktif.

 

“Inti dari pembelajaran mendalam adalah berpusat pada siswa. Guru harus ditingkatkan kompetensinya, sementara siswa didorong aktif dalam proses belajar. Dengan begitu, kualitas pendidikan kita akan lebih kuat dan relevan,” imbuhnya.

 

Terkait peluncuran tiga buku karya KH Marpuji Ali, Fajar melihatnya sebagai refleksi praktik baik pendidikan Muhammadiyah yang layak dijadikan model. Buku tersebut, menurutnya, bukan hanya dokumentasi pengalaman, melainkan tawaran konsep pendidikan berbasis masjid yang dapat diadaptasi di berbagai daerah.

 

“Pengalaman Pak Marpuji di Muhammadiyah Kotta Barat bisa menjadi model pendidikan alternatif. Sekolah Muhammadiyah bisa menawarkan keunggulan kompetitif, karena mampu memadukan basis ilmu umum dengan basis keagamaan yang kuat. Inilah yang dibutuhkan generasi muda muslim kita,” ungkap Fajar.

 

Fajar menutup pernyataannya dengan harapan agar gagasan integrasi sekolah dan masjid dapat terus dikembangkan, sehingga menjadi kontribusi nyata Muhammadiyah dalam menghadirkan pendidikan yang berkemajuan, berakar pada nilai keislaman, sekaligus siap menghadapi tantangan global. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!