MANOKWARI, MENARA62.COM — Warga Papua tunggu kesiapan presiden. Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, masih menanti kesiapan Presiden Joko Widodo untuk bertemu dan membahas aspirasi masyarakat pascakericuhan yang terjadi di sejumlah wilayan di Papua.
Situs Antaranews.com melansir, Mandacan saat ditemui di Manokwari, Kamis (12/9/2019) mengungkapkan, dari sejumlah pertemuan yang dilakukan bersama masyarakat dari berbagai suku di Papua Barat, ia menerima cukup banyak aspirasi. Aspirasi yang ada, baik terkait kasus Surabaya maupun kerusuhan yang terjadi di daerah tersebut.
“Seluruh aspirasi dari berbagai suku dan lembaga-lembaga masyarakat saya sudah serahkan semua kepada pemerintah pusat. Saya tidak menambah maupun mengurangi sedikit pun, yang ada itu saya tidak mengubah,” katanya.
Menunggu
Kepala Suku Besar Arfak tersebut, masih menunggu waktu dan kesiapan Presiden Joko Widodo untuk membahas aspirasi itu. Ia berharap, presiden menjawab secara seksama aspirasi kolektif masyarakat tersebut.
Terkait pertemuan 60-an tokoh Papua-Papua Barat dengan presiden di Istana Negara pada Selasa (10/9/2019), Dominggus mengaku tidak mengetahuinya. Sebagai gubernur, maupun kepala suku, ia merasa tidak mengeluarkan rekomendasi, termasuk memberi masukan atas 9 aspirasi yang disampaikan di Istana.
“Tokoh itu siapa, saya kurang tahu. Berapa orang dari Papua Barat dan berapa dari Papua saya juga belum tahu. Kalau bicara tokoh adat saya juga kepala suku. Saya tahu ada pertemuan tokoh Papua di Istana setelah nonton TV,” katanya lagi.
Kehadiran 61 tokoh tersebut, menurut gubernur tidak mewakili seluruh masyarakat di Papua Barat, baik warga asli Papua maupun non-Papua.
“Seperti saya bilang tadi, aspirasi masyarakat dari hasil pertemuan yang saya lakukan di Manokwari, Sorong, Fakfak juga daerah lain ada dan sudah saya serahkan juga ke Jakarta. Kita sedang menunggu waktu pak Presiden untuk membahasnya,” katanya.
Meskipun menyesalkan pertemuan tersebut, gubernur mengaku mendukung rencana presiden sebagai jawaban atas 9 aspirasi yang diajukan 61 tokoh tersebut.
“Saya kaget, kita sementara atur supaya situasi keamanan di daerah segera kembali pulih, kok tiba-tiba ada tokoh-tokoh membawa aspirasi dan bertemu presiden,” ujarnya.