Jakarta, Menara62.com – Memasuki tahun 2021, perekonomian Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat pandemi yang masih berkelanjutan.
Sektor keuangan syariah yang bersinergi dengan sektor perindustrian tentunya juga terkena dampaknya. Sebagai contoh, pertumbuhan perbankan syariah sebagai anchor industri keuangan syariah hanya tumbuh 1 digit di 2020, dimana sebelumnya mampu tumbuh di atas 15%.
Dengan latar belakang kondisi tersebut, Young Islamic Bankers (YIB) sebagai komunitas para profesional muda perbankan syariah di Indonesia berkolaborasi dengan Korps Alumni FoSSEI mengadakan webinar khusus untuk membahas outlook Islamic Finance & Industry di tahun 2021.
Webinar ini menghadirkan para pakar terkemuka di bidangnya yaitu Iggi H. Achsien sebagai Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Arief Rosyid sebagai Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI), Ahmad Fauzie Nur sebagai Director of Operations PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), dan Rudy Widodo sebagai Chief Analyst Young Islamic Bankers.
Dalam materinya, Arief Rosyid selaku Komisaris Independen BSI dan founder Rabu Hijrah berfokus pada hubungan antara milenial dengan perbankan syariah. Topik ini diangkat karena penduduk Indonesia sudah sangat didominasi oleh generasi milenial dan gen Z. Dengan kondisi tersebut, maka mau tidak mau perbankan syariah juga harus hadir dan melayani kebutuhan generasi milenial. “Setidaknya ada 50 juta penduduk Indonesia menjadi potensi market size shariah digital ecosystem” ujar Arief.
Arief juga menyebutkan bahwa BSM sebagai bank yang akan digunakan platform digitalnya oleh BSI, sudah mengembangkan teknologi digital yang melayani milenial. Bahkan Arief menyebutkan, “melalui teknologi digital, Bank Syariah Indonesia tidak hanya ingin menjadi sahabat finansial kaum milenial, tetapi juga sahabat sosial dan spiritual”. Hal ini karena fitur-fitur di dalam platform digital BSI juga mengandung banyak aspek sosial dan spiritual.
Di akhir pemaparan, Arief menekankan bahwa BSI tetap menjadikan UMKM sebagai fokus bisnisnya. “BSI akan tetap membangun supply chain dengan UMKM, sehingga tudingan bahwa jika BSI sudah besar go internasional akan melupakan (segmen) yang di bawah, itu tidak benar” sebut Arief.
Melanjutkan pemaparan tentang perbankan syariah, Rudy Widodo yang merupakan Chief Analyst Young Islamic Bankers (YIB) menyampaikan pertumbuhan perbankan syariah tertekan selama 2020. “Pertumbuhan perbankan Syariah di 2020 didukung oleh Qanun Aceh (tentang Lembaga Keuangan Syariah). Qanun menyumbang 41% dari pertumbuhan pembiayaan industri.” ujar Rudy.
Rudy menyarankan bank-bank syariah untuk menerapkan strategi “Shariah First” agar bisa kembali tumbuh signifikan. Ia menyampaikan data bahwa strategi “Shariah First” -yang berarti mengutamakan produk syariah dalam memberi penawaran bagi nasabah- telah membuat beberapa Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh signifikan. Ia menambahkan, “berdasar POJK Sinergi Perbankan, Bank Umum Syariah (BUS) juga bisa menerapkan strategi Shariah First berkolaborasi dengan bank induknya.”
Iggi H. Achsien selaku Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah memaparkan di tahun 2021 ke depan, ada 3 hal yang harus menjadi fokus sektor Islamic finance Indonesia. Pertama, terkait konsolidasi agar kapabilitas keuangan menjadi lebih kuat, untuk menunjang ekspansi yang lebih tinggi. Kedua, inisiasi seperti spin-off dan konversi harus terus didorong. Dan ketiga, revitalisasi agar lembaga keuangan syariah bisa melakukan _turn around_ kinerja sehingga bisa kembali mengkonsolidasikan bisnisnya dan menyumbang pertumbuhan yang signifikan.
Iggi juga menyoroti masalah sosialisasi ekonomi syariah. Sosialisasi diharapkan bisa menyentuh lintas golongan masyarakat. Termasuk partai-partai politik nasionalis seperti PDI Perjuangan dan lainnya.
“Ibu Puan Maharani (Ketua DPR RI dari PDIP) bisa juga mungkin dilibatkan. Tidak hanya Wapres. Itu jadi lebih familiar dan ikut mendorong ekonomi syariah.” kata Iggi. Menurut Iggi, sosialisasi ekonomi syariah juga tidak harus didominasi oleh politisi. Stasiun-stasiun televisi swasta dan nasional hingga para influencer yang memiliki follower dalam jumlah besar juga bisa digandeng untuk melakukan sosialisasi ekonomi syariah.
Webinar ini juga menyoroti sinergi sektor riil dengan sektor Islamic finance. Ahmad Fauzie Nur, Director of Operations PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero). Fauzie menyebut banyak hal yang bisa disinergikan dengan sektor riil. “Kawasan industri banyak membutuhkan pendanaan Capex (capital expenditure) yang bisa disupport oleh Islamic financial institution.” jelas Fauzie.
Selain itu, terkait dengan kawasan industri halal, pemerintah sudah mensupport melalui peraturan Kementerian Perindustrian No.17 tahun 2020 mengenai Kawasan Industri Halal. Fauzie menambahkan, “ada beberapa tipe kawasan yang dapat dibangun. Ada yang full sebagai kawasan industri halal, ada yang parsial di dalam satu kawasan, atau ada yang membuat satu cluster.”