SOLO, MENARA62.COM – Memasuki hari kedua Workshop Outcome-Based Education (OBE) bagi Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Biro Perencanaan dan Pengembangan (BPP) melaksanakan kegiatan lanjutan dengan mengundang segenap Civitas Akademika UMS. Berlokasi di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah UMS, pada Rabu (24/4/2024).
Kegiatan dihadiri oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Strata 1, 2, 3, dan Profesi; Direktur Pondok dan Sekolah Vokasi; Ketua Laboratorium; Kepala Bagian (Kabag) atau Kepala Bidang (Kabid) Unit Pelaksana; Sekretaris Prodi; Kepala Sub Bagian Tata Usaha; Kepala Urusan Umum dan Akademik.
Kepala BPP UMS Munajat Tri Nugroho, S.T., M.T., Ph.D., kembali menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk meluruskan dan memberi pemahaman mengenai OBE kepada seluruh stakeholder UMS. Dia juga menambahkan bahwa kegiatan lanjutan ini terdapat materi tambahan berupa perumusan capaian pembelajaran, setelah sebelumnya membahas mengenai gambaran secara khusus tentang OBE.
“Terdapat tambahan yang mengarah pada bagaimana merumuskan masalah capaian pembelajaran termasuk nanti melaksanakan assesmen dan evaluasi. Hal ini dikarenakan audiensnya berbeda yang terdiri dari Kaprodi dan Sekprodi yang secara langsung bertugas menyusun dan merancang kurikulum,” jelas Munajat.
Munajat yang juga memberikan materi, menyebutkan OBE diperlukan akibat dari munculnya teknologi, globalisasi dan perubahan dalam tuntutan pasar kerja. Hal ini menuntut Lembaga Pendidikan perlu beradaptasi agar tetap relevan dan efektif dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan.
“OBE dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi tuntutan ini dengan memastikan bahwa pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh siswa di dunia yang terus berubah,” tuturnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Nadiem Makarim yang menyebutkan bahwa saat ini Indonesia khususnya pelajar memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, dan akreditasi tidak menjamin mutu lulusan. Dengan kekhawatiran inilah, universitas perlu memperhatikan dan menyiapkan mahasiswa demi menghadapi tantangan dunia baru.
Kurikulum OBE dapat dicapai jika secara utuh mempersiapkan secara matang perencanaan kurikulum, pembelajaran, assesmen hingga perbaikan dan evaluasi. Hal ini dapat menjamin mahasiswa mendapatkan kemampuan atau capaian kompetensi yang sudah ditetapkan.
Adapun terdapat pembelajaran alternatif yang mendukung Student-Centered Learning (SCL) dengan menjadikan dosen sebagai fasilitator, yang akan menentukan keberhasilan OBE. Di ntaranya, Problem-Based Learning (PBL), Case-Based Learning (CBL), Laboratory-Based Education (LBE), Research-Based Education (RBE), Hybrid Learning dll. (*)