28.8 C
Jakarta

Zenius, Solusi Belajar Mandiri yang Cerdas dan Asyik

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sukses seringkali dianggap milik orang-orang dengan IQ tinggi, dengan kecerdasan di atas rata-rata atau orang dengan gelimang fasilitas. Bagi mereka dengan kecerdasan biasa saja, IQ di bawah rata-rata apalagi tidak memiliki fasilitas penunjang, bermimpi untuk sukses pun boleh dikatakan tidak berani.

Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi mereka yang telah bergabung dengan bimbingan belajar Zenius. Platform edukasi yang menawarkan bimbingan belajar berbasis teknologi tersebut mengelola setiap siswa dengan cara yang unik dan menyenangkan. Sabda PS, Chief Education Officer Zenius menyebutnya sebagai pengalaman belajar personal.

“Metode belajar yang Zenius terapkan berfokus pada pemahaman dasar materi dan pengembangan pola berpikir kritis. Hal ini dicapai dengan membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang personal, sesuai dengan tahapan belajar serta kemampuan masing-masing,” papar Sabda pada Media Gathering Zenius x Fortadikbud dengan tema ”Cerdas, Cerah, Asyik: Pola Pikir untuk Masa Depan yang Kompetitif”, pekan lalu.

Menurut Sabda, ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking. Jika keempat kemampuan dasar tersebut dikuasai oleh siswa, maka belajar itu menjadi kegiatan yang mengasyikkan, mencerdaskan dan mencerahkan.

“Karena itu Zenius berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut dalam upaya membentuk individu yang kompetitif atau kami menyebutnya individu yang cerdas, cerah, dan asyik,” lanjutnya.

Individu yang cerdas adalah mereka yang terlatih untuk memiliki pemikiran yang kritis dari pada sekadar menghafal. Cerah karena mereka memiliki kemampuan dasar yang membuat mereka lebih percaya diri menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka juga asyik karena memiliki kemampuan sosial dan memiliki motivasi untuk terus belajar atau menjadi lifelong learner.

Dengan metode yang demikian, selama lebih dari 16 tahun, ratusan ribu siswa telah berhasil di-upgrade pola berpikirnya. Mereka menjadi individu-individu yang memiliki pola pikir kritis dimana ini menjadi salah satu modal bagi siswa meraih pendidikan terbaiknya dan meniti karirnya.

Membangun pola pikir kritis ini lanjut Sabda menjadi kunci penting untuk mengubah siswa yang biasa, dapat tampil menjadi siswa luar biasa, siswa dengan IQ di bawah rata-rata mampu meraih mimpinya, dan siswa yang sering abai cenderung kurang serius, bisa keluar sebagai juara. Bahkan siswa dari golongan keluarga kurang mampu, akhirnya memiliki kepercayaan diri untuk membangun mimpi masa depannya.

Pria lulusan ITB tersebut bukan seseorang yang tanpa masalah saat usianya masih kanak-kanak. Ia adalah tipe anak yang gagap bicara. Tetapi konsep mengajar yang diberikan oleh orangtuanya dengan cara mengubah pola pikirnya dan mengubah cara belajarnya, telah membuat Sabda sekarang tak sekedar jago bicara. Ia juga seringkali mampu tampil menjadi motivator bagi ratusan ribu siswanya di Bimbel Zenius.

Pengalaman masa lalunya itulah yang mendorong Sabda untuk menularkan virus kesuksesannya kepada siswa lainnya di seantero Nusantara.

Bagi Sabda, belajar itu tidak melulu menghafal materi-materi pelajaran yang jumlahnya teramat banyak. Jika metode menghafal yang dilakukan, pasti begitu kelas pembelajaran  berakhir, maka materi pelajaran akan berhamburan ke luar dari otak. Jangankan untuk hitungan tahun, mungkin bulan, pekan atau bahkan hari, siswa sudah tidak lagi ingat materi pelajarannya.

“Berbeda jika kita fokus pada pola pikir menggunakan logika. Maka siswa akan dengan mudah mengingat dan menguasai materi pelajaran, bahkan mungkin yang sudah diajarkan beberapa tahun lalu,” kata Sabda.

Sabda PS, Chief Education Officer Zenius

Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA. Zenius memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.

Karena itu di Bimbel Zenius, mengubah pola pikir siswa dalam memandang mata pelajaran menjadi hal yang penting dilakukan.

Sabda mengatakan sejatinya kecerdasan itu bersifat elastis. Seorang siswa dengan IQ dibawah rata-rata tidak selamanya IQ-nya statis diangka tersebut. Dengan pola-pola latihan, motivasi baik dari diri maupun lingkungan sekitar serta mengubah cara belajarnya menjadi lebih baik, IQ rendah bisa ditingkatkan bahkan bisa menoreh prestasi gemilang.

“Saya pernah punya siswa bimbingan, IQ waktu bulan Agustus pada score 85, lalu kita mulai terapkan metode belajar Zenius, bulan Januari IQ meningkat menjadi 115 dan bulan Mei siswa tersebut tembus di ITB,” katanya.

Perubahan pola pikir tersebut tentu harus dilengkapi dengan dukungan lingkungan dan cara belajar yang tepat. Sabda menganalogikan, jika ada dua anak kecil memiliki kemampuan melukis dengan score 4 dan 8 sedang score yang dibutuhkan untuk menjadi seorang master melukis misalnya adalah 200. Dengan usia yang sama dan score yang tidak jauh berbeda selisihnya, maka anak dengan score 8 bisa memiliki kemajuan jauh lebih dasyat dibanding score 4. Di sini bukan karena anak dengan score 8 yang memang hebat. Tetapi karena sepanjang perjalanan belajar melukisnya, anak dengan score 8 sering mendapat pujian, apresiasi dari lingkungannya. Sehingga ia terpacu untuk terus berprestasi. Berbeda dengan anak yang score melukisnya 4, sejak awal sudah dianggap tidak berbakat dan ini akan mengendurkan semangatnya untuk berprestasi.

“Mungkin orang lain akan melihat itu wajar. Anak dengan score kemampuan melukis lebih tinggi memiliki peluang menjadi master melukis lebih besar. Zenius tidak melihatnya demikian. Dua-duanya punya potensi yang sama asalkan pola berpikir dan belajar yang diterapkan tepat,” lanjutnya.

Seorang alumni Zenius, Indah Shafira mengakui hal penting yang diperoleh selama bergabung dengan Zenius adalah membangun pola pikir kritis dan kemampuan matematika dasar. Dengan model pembelajaran yang dilakukan Zenius, Indah yang sering mengalami kecemasan, menjadi mampu mengedepankan logika ketika memutuskan berbagai hal yang sangat penting.

Bergabung dengan Zenius pada tahun 2013, Indah merasakan manfatnya hingga saat kuliah di Harvard University dan bekerja di World Bank. “Lewat metode belajar Zenius, saya membangun kemampuan berpikir kritis dan kemampuan dasar. Hasil belajar ini membantu saya untuk memiliki pola pikir yang sistematis, terlebih saat menyusun ide dan menyelesaikan masalah di pekerjaan,” tukasnya.

Indah Shafira, seorang alumni Zenius yang kini bekerja di World Bank

Hal yang sama juga dialami Ivan, lulusan Tehnik Kimia ITB yang kini bekerja sebagai Account Strategist di Google. Sebelum kenal dengan Zenius, ia mengaku sering diremehkan oleh lingkungan sekitar baik teman maupun keluarga. Di tengah sikap yang tidak nyaman tersebut Ivan memiliki tekad untuk membuktikan kemampuannya, yakni bisa tembus ke ITB.

“Akhirnya gue belajar dengan Zen. Ternyata Zenius memberikan cara belajar yang simple, asik, dan mudah dimengerti. Pada akhirnya mimpi gue pun tercapai, gue keterima di ITB, bahkan lulus dengan IPK 3.89, menang banyak lomba, ikut student exchange dan berkesempatan intern di perusahaan FMCG no.1 Indonesia. Selain itu, softskill yang gue dapet di Zenius pun sangat berguna saat gue kerja dan bisa menghantarkan gue menjadi Account Strategist di Google sekarang!” katanya.

Metode mengajar yang diterapkan Zenius untuk melatih siswa berpikir scientific dan logis juga telah mengantar seorang Stefanus bisa tembus di ITB. Ia mengatakan Zenius bukan sekadar bimbingan belajar. “Zenius nggak bikin nilai tinggi dengan rumus cepat atau jembatan keledai, tapi mengajarkan untuk berpikir scientific, logis dan bikin otak jadi cerdas beneran, dijamin nagih belajar pake Zenius,” kata Stefanus.

Ibnu Riski, siswa dari keluarga kurang mampu memiliki cerita berbeda. Ia awalnya tidak memiliki semangat untuk belajar karena kurangnya dukungan dari keluarga. “Gue berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak memprioritaskan pendidikan. Zenius mengubah gue yang dulu gak punya cita-cita, jadi bisa nge-upgrade diri gue hingga keterima di Jurusan Fisika Universitas Diponegoro dan mengikuti lomba-lomba hingga ke Malaysia. Bahkan, basic skill yang diajarin Bang Sabda tentang logic & critical thinking masih membantu gue hingga kuliah,” kata Ibnu.

Hingga saat ini lebih dari 16 juta siswa terhubung dengan Zenius, dan 1,5 juta alumni telah sukses dibidangnya masing-masing.

Akses Belajar untuk Semua.

Sejak berdirinya Zenius di tahun 2004, selalu mempunya visi yang sangat kuat, yakni membantu menciptakan Indonesia yang cerdas dan cerah. Dalam perjalanannya, langkah demi langkah yang dilakukan, semakin mengantarkan semuanya ke dalam pencapaian misi tersebut. Dari mulai CD/DVD di tahun 2008, kemudian website zenius.net di tahun 2010, dan akhirnya mobile app yang tersedia di Google Play maupun di App Store.

Saat ini Zenius telah memiliki 90 ribu lebih video pembelajaran dan ratusan ribu soal-soal. Dan ratusan ribu alumni telah diterima di kampus impian mereka serta meraih sukses di berbagai bidang karir.

“Kami senantiasa berupaya untuk mewujudkan satu tujuan: to spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything!” kata Sabda.

Guna mewujudkan komitmen untuk membentuk lebih banyak individu yang cerdas, cerah, dan asyik, sejak Desember 2019, Zenius memutuskan membuka akses belajar secara gratis untuk seluruh video materi pembelajaran Zenius baik di mobile app maupun di website sejalan dengan program merdeka belajar dari pemerintah. Sabda berharap keputusan ini bisa ikut berkontribusi secara positif bagi fokus pemerintah, untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, merdeka belajar, dan mewujudkan hak pengetahuan bagi setiap individu Indonesia.

Fitur Zenbot, bantu siswa belajar matematika

Tekad tersebut semakin kuat ketika terjadi pandemi Covid-19 di dunia yang memaksa semua aktivitas belajar dilakukan dari rumah atau kemudian dikenal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Kami menyediakan pengajaran berkualitas untuk berbagai konsep materi berdasarkan Kurikulum Pendidikan Indonesia kelas 1 – 12, bebas akses, bebas biaya. Dan kami akan terus meningkatkan kualitas materi kami untuk terus menuju #IndonesiaTetapBelajar dengan menggandeng lebih banyak lagi operator telepon seluler,” sambungnya.

Selain membuka akses belajar secara gratis, Zenius juga mengembangkan kecerdasan buatan bernama ZenBot. Fitur ini membantu siswa belajar dengan cara memberikan solusi dari soal-soal sulit dan memberikan rekomendasi materi pembelajaran untuk menguasai soal sulit tersebut. Fitur ini dapat diakses secara gratis lewat aplikasi Zenius atau WhatsApp.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Plt Direktur Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Drs. Purwadi Sutanto, M.Si mengakui PJJ yang diberlakukan pemerintah sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air, menimbulkan banyak persoalan serius di dunia pendidikan. Tak sekadar persoalan akses internet dan dukungan gawai, tetapi juga kondisi psikologis siswa itu sendiri. Banyak siswa yang mengalami kebosanan sehingga mengancam terjadinya loss learning.

“Pembelajaran mandiri selama ini belum banyak dilakukan di sekolah-sekolah kita. Tetapi sejak pandemi, mau tidak mau suka atau tidak suka memang harus diterapkan pembelajaran mandiri,” katanya.

Karena itu, Purwadi mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Zenius untuk membantu para siswa melanjutkan kegiatan pembelajarannya. Sebab belajar mandiri melalui bantuan teknologi bakal tetap dilanjutkan meski nanti diberlakukan kebijakan Pembelajaran Tata Muka (PTM) Terbatas.

“Pemerintah mendukung inisiatif Zenius yang terus menciptakan dan menerapkan materi pembelajaran berkualitas untuk siswa. Kami berharap akan ada sinergi yang lebih banyak ke depannya untuk meningkatkan kompetensi individu di Indonesia,” kata Purwadi.

Program untuk Guru

Zenius tidak hanya fokus pada pengembangan konten untuk siswa. Zenius juga telah meluncurkan sistem manajemen pembelajaran Zenius untuk Guru (ZenRu) yang juga dapat diakses secara gratis. Dengan ZenRu, para guru dapat mengakses bank soal Zenius yang terdiri dari soal LOTS dan HOTS yang menstimulasi siswa dalam belajar. Melalui platform ini Zenius ingin membantu guru melakukan pengajaran secara spesifik dalam membagikan materi pelajaran, memilah dan menugaskan soal, serta mendapatkan analisis hasil pekerjaan siswa.

Mengutip laman zenius.net, Amanda Wirdatmono, Chief of Teacher Initiatives Zenius memastikan bahwa semua guru bisa memanfaatkan puluhan ribu video pembelajaran dan bank soal yang dimiliki Zenius. “Kami akan membantu bapak ibu guru jika mengalami kesulitan dalam penerapan pembelajaran mandiri selama masa krisis ini. Kami bisa dihubungi 24 jam selama sepekan penuh,” kata Amanda.

Zenius juga bekerja sama dengan dinas pendidikan di berbagai provinsi untuk memberikan pelatihan pada guru dalam memanfaatkan platform Zenius. Tujuannya, agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan lebih efisien dan punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa.

Pembelajaran mandiri sejak pandemi Covid-19 memang menimbulkan masalah tersendiri baik bagi siswa maupun guru. Karena itu, kahadiran platform edukasi yang mudah mengaksesnya dan lengkap, sangat membantu para guru menjalankan tugas pengajarannya.

Zenius berharap guru-guru bisa memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan hal yang mereka kuasai, seperti meningkatkan interaksi pembelajaran yang berkualitas dengan siswa sehingga siswa memiliki keterampilan literasi dan numerasi yang tinggi.

Yunus, Guru SMA 1 Banama Tingang, Kalimantan Tengah misalnya yang mengaku sangat terbantu dengan Zenius. “Zenius hadir saat saya berupaya mencari aplikasi yang bisa membantu mempersiapkan materi pembelajaran yang mudah dipahami siswa, dan menyiapkan latihan soal yang lengkap,” katanya.

Lokakarya untuk guru yang digelar Zenius (ist/zenius.net)

Aplikasi ini juga memiliki keunggulan mengoreksi hasil siswa yang langsung diperoleh sehingga membuat siswa begitu bersemangat. Setiap soal yang diberikan dan ada nilai yang masih kurang, mereka minta supaya di ulang lagi hingga mencapai nilai di atas KKM.

Hal yang sama juga diakui Nuraini, guru SDN Kartika Sejahtera 02 Bogor, Jawa Barat. Ia menyebut Komunitas Zenius untuk Guru ini seperti martabak spesial. Karena informasi yang dibagikan lengkap, mulai dari yang serius hingga yang santai.

“Untuk Zenius, teruslah melangkah, menebar manfaat untuk dunia pendidikan. Keberadaanmu menjadi semangat kami para pendidik untuk terus belajar dan berbagi,” tukasnya.

Astia Meilinda, Guru BK SMPN 1 Bawen Semarang, Jawa Tengah mengatakan semenjak bergabung di group Zenius untuk Guru, ia baru sadar ternyata media pembelajaran dan perkembangan pendidikan luar biasa. Sharing dengan berbagai guru dari seluruh Indonesia dan mata pelajara (mapel) yang berbeda-beda, membuatnya berani berinovasi.

“Nilai plusnya lagi Zenius untuk Guru tidak hanya tentang mapel saja tetapi ada juga pengembangan diri, info-info praktis yang bisa dibagikan ke orang tua maupun siswa,” katanya.

Hingga saat ini tercatat lebih dari 56 ribu guru sudah mengikuti lokakarya Zenius dan lebih dari 14 ribu guru terhubung di Zeniusuntuk Guru.

Beberapa alasan siswa dan guru memilih Zenius yaitu, Zenius telah lebih dari 16 tahun berpengalaman mengajar online, pembelajaran live, interaktif dan seru sehingga siswa menjadi betah belajar. Zenius juga menghadirkan tutor-tutor terbaik Indonesia lulusan perguruan tinggi ternama, penggunaan gaya bahasa yang santai, mudah dipahami dan komunikatif dalam proses pembelajaran serta memiliki koleksi konten edukasi terbesar dan terlengkap dengan 90.000 lebih video pembelajaran. (m. kurniawati)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!