JAKARTA, MENARA62.COM – Pasca pemulangan WNI dari Hubai yang diobservasi di Natuna ke daerah masing-masing, pemerintah masih terus mewaspadai virus corona ini. Sebab saat ini masih ada WNI di luar negeri yang berada di wilayah wabah.

“Kita masih memiliki agenda panjang untuk memerangi pandemi corona virus sambil terus memantau perkembangan,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dikutip dari Antara, Senin (17/2/2020).

WNI di luar negeri yang masih terancam terpapar virus corona, seperti WNI yang menjadi awak kapal pesiar Westerdam dan Diamond Princess yang di dalam kapal pesiar tersebut terdapat beberapa orang yang terinfeksi COVID-19.

“Bila terjadi keadaan terburuk, kita harus tangani seperti WNI dari Hubei, tetapi kita juga menghormati kewenangan negara dan protokol WHO yang telah ditetapkan. Saya kira kita juga akan siap untuk menghadapi itu,” kata Muhadjir.

Selain memantau perkembangan WNI di luar negeri, dia mengatakan keamanan dalam negeri juga diutamakan pemerintah.

Menko PMK mengemukakan pemerintah akan memperketat kewaspadaan pintu-pintu masuk ke Indonesia dari berbagai jalur, yaitu darat laut dan udara, termasuk memaksimalkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan. Pemerintah juga akan memperketat pemeriksaan riwayat perjalanan dan kesehatan dari warga negara asing (WNA) yang akan masuk ke Indonesia.

“Yang akan kita lakukan adalah memperketat pintu-pintu masuk dan juga menelusuri riwayat perjalanan mereka yang masuk ke Indonesia, terutama seperti yang ditetapkan Kementerian Luar Negeri, misalnya mereka harus orang yang selama 14 hari terakhir tidak pernah berada di daratan pusat terjadinya penyakit ini, yaitu di daratan Cina. Jadi itu akan diperketat betul,” katanya.

Pemerintah pun, kata dia, telah bekerja sama secara internasional dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atalanta dalam penyediaan reagen primer untuk mendeteksi COVID-19. Mengenai kesiapan fasilitas kesehatan untuk mengatasi virus tersebut, data dari Kementerian Kesehatan menyebut beberapa rumah sakit sudah siap menampung pasien apabila kemungkinan terburuk kasus COVID-19 muncul di Indonesia.

“Rumah sakit yang memiliki fasilitas ruang isolasi negatif adalah 26 untuk yang dikelola pemerintah dan 25 rumah sakit untuk yang dikelola swasta dan BUMN. Bed untuk yang bertekanan negatif cukup memadai, yaitu sekitar 227 bed. Ada ribuan ruang isolasi di rumah sakit kita. Memang diperlukan isolasi bertekanan negatif, tapi hanya untuk pasien-pasien yang dalam keadaan gawat,” ujar Muhadjir.

Menko PMK menekankan agar semua pihak menjaga suasana agar tidak timbul kepanikan. Karena apabila kepanikan sudah tumbuh, kerugian akan bisa terjadi. Menurut Muhadjir, Indonesia masih sangat diuntungkan karena belum ada satupun WNI yang terdampak.

“Pemerintah sudah sangat tepat menyikapi ini. Saya kira langkah-langkah kita sudah patut diapresiasi. InsyaAllah kita sambil berdoa mudah-mudahan wabah ini berakhir dan Indonesia terlindungi dari wabah ini,” kata Menko PMK.