JAKARTA, MENARA62.COM – Lolos seleksi, sebanyak 35 orang tenaga pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) angkatan ke-VIII segera dikirim ke sejumlah negara. Mereka telah mendapatkan pembekalan selama 10 hari sejak 26 Juni hingga 5 Juli 2019.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat menutup kegiatan pembekalan mengingatkan bahwa tenaga pengajar BIPA merupakan duta bahasa yang terpilih. Karena itu mereka diminta untuk memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, yakni memberikan yang terbaik untuk bangsa sehingga mempercepat pengaruh bahasa Indonesia di dunia internasional.
“Gunakanlah kesempatan ini, penghormatan kepada Saudara untuk menjadi duta bahasa dan kebudayaan Indonesia, ini mohon dimanfaatkan sebaik-baiknya, senyampang diberi kepercayaan, karena tidak semua orang mendapatkan kepercayaan,” kata Mendikbud dalam siaran persnya, Jumat (5/7/2019).
Dari 35 orang calon tenaga pengajar BIPA, 21 orang diantaranya adalah pengajar dan pegiat BIPA yang lulus dari seleksi umum, baik dari pengajar mandiri maupun pengajar dari sejumlah lembaga, seperti sekolah, perguruan tinggi, lembaga kursus, dan unit kerja di lingkungan Kemdikbud. Sedang 6 orang lainnya adalah Duta Bahasa Tingkat Nasional, 4 orang dosen dari konsorsium 3 perguruan tinggi dalam rangka pendirian Program Studi Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta 4 orang lainnya adalah pengajar BIPA lokal di Timor Leste dan Mesir.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar, mengutarakan pengiriman tenaga pengajar BIPA merupakan bentuk nyata peran strategis Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan dalam memfasilitasi pengembangan program BIPA untuk mendukung pelaksanaan fungsi penyebaran bahasa Negara. Diharapkan pengiriman tenaga pengajar BIPA dapat meningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.
“Dalam mendukung upaya diplomasi lunak (soft diplomacy) negara dan bangsa Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan diplomasi kebudayaan dan kebahasaan. Dalam pelaksanaan diplomasi kebahasaan, program BIPA merupakan aksi diplomasi yang paling konkret dan efektif dalam upaya penginternasionalan bahasa Indonesia,” ujar Dadang.
Setelah menempuh kegiatan pembekalan, para pengajar BIPA tersebut diharapkan siap mengemban dan melaksanakan tugas sebagai Duta Bahasa Negara. Tidak hanya untuk mengajarkan bahasa Indonesia, tetapi juga bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan beragam kegiatan diplomasi kebahasaan dan kebudayaan di negara tempat bertugas.
Pengiriman tenaga pengajar BIPA telah dilakukan PPSDK sejak tahun 2015. Pada tahun 2015, PPSDK melaksanakan 14 penugasan pengajar di 11 lembaga penyelenggara BIPA di 8 negara untuk melayani 1.883 pemelajar; tahun 2016 melaksanakan 74 penugasan pengajar di 47 lembaga penyelenggara BIPA di 17 negara untuk melayani 9.885 pemelajar.
Lalu pada tahun 2017 melaksanakan 200 penugasan pengajar di 79 lembaga penyelenggara BIPA di 22 negara untuk melayani 21.940 pemelajar; tahun 2018, melaksanakan 226 penugasan pengajar di 87 lembaga penyelenggara BIPA di 22 negara untuk melayani 18.171 pemelajar, serta; hingga Juni 2019, telah melaksanakan 78 penugasan pengajar di 70 lembaga penyelenggara BIPA di 21 negara dengan pemelajar yang dilayani mencapai 3.144 orang.
Melalui program ini, Dadang berharap jumlah dan sebaran warga dunia yang mampu berbahasa Indonesia sekaligus mengenal budaya Indonesia dapat terus meningkat. Hal ini amat penting untuk meneguhkan posisi, peran, dan pengaruh Indonesia dalam pergaulan dan persaingan antarnegara dan antarbangsa.