30.9 C
Jakarta

SEMAKIN PENTINGNYA SIKAP ADIL DI TENGAH KEMELUT

Baca Juga:

Imam B. Prasodjo
Sosiolog

Tema ini jauh lebih gampang dibicarakan daripada dilaksanakan. Apalagi kalau terkait dengan konflik kepentingan (conflict of interest) yang secara langsung mengena kepentingan pribadi, atau juga suku, ras, agama dan golongan asal kita. Bangsa ini terus menerus terancam tercabik akibat ketidak-mampuan kita bersikap adil saat berperkara dengan pihak lain karena keterlibatan emosional yang tak terkendali ini.

Kuatnya ikatan emosional karena kesamaan suku, ras, agama ataupun kelompok, seringkali menjadikan seseorang bias dalam bersikap. Ibaratnya seperti orangtua yang terjebak pada sikap membabi buta dalam membela anaknya yang tengah berkelahi dengan anak tetangga; ia tak peduli anaknya salah dan benar, yang penting dibela. Rasionalitas menjadi tak bekerja, rasa keadilan (sense of justice) tumpul, apalagi sikap bijak. Semua jauh panggang dari api.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sikap adil juga seringkali sulit dilakukan. Banyak jabatan yang tumpang-tindih, tak ada pemisahan fungsi tegas antara pembuat regulasi dengan pelaksana, atau antara pelaksana dengan evaluator. Coba kita amati, berapa banyak anggota DPR (yang berfungsi sebagai pembuat undang-undang) merangkap jabatan sebagai praktisi hukum (pelaksana undang-undang) atau bahkan pengusaha? Berapa banyak pejabat eksekutif di negeri ini, dari menteri hingga direktur jenderal, yang berwenang membuat regulasi, tetapi pada saat yang sama juga memiliki jabatan aktif sebagai komisaris atau direktur dalam perusahaan milik pribadi, swasta lain, atau perusahaan pemerintah yang terkait langsung dengan regulasi yang dibuat sendiri? Bisakah kita berharap keadilan dan sikap jernih yang tumbuh dari struktur semacam ini? Inikah yang menjadi penyebab terjadinya kebijakan yang cenderung semakin jauh dari prinsip-prinsip keadilan untuk rakyat banyak?

Agaknya keadilan memang menjadi barang sulit untuk didapat dalam struktur masyarakat yang penuh dengan potensi konflik kepentingan semacam ini. Masalah fundamental harus ditata segera demi terciptanya Indonesia yang lebih sejahtera dan relatif terbebas dari konflik-konflik kepentingan. Anehnya, diskusi terkait masalah ini tak banyak terdengar. Yang ada hanya kemarahan terhadap ketidak-adilan tanpa menguraikan sebab-sebab dan solusinya. Sialnya, sikap ini sering berujung pada sikap destruktif yang bermuara pada penyengsaraan rakyat yang semakin dalam.

Saat ini, adalah saat terbaik bagi kita sebagai bangsa untuk mengingat kembali amanat konstitusi kita terkait pentingnya “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam ajaran agama (Islam khususnya), masalah keadilan juga sangat ditekankan.

Namun, dalam Quran kata “adil” disebutkan berkali-kali dalam konteks makna lebih luas, yang dapat juga berarti “moderat”, “berimbang”, “pantas”, “patut” atau “proporsional.” Ada sebuah studi yang menyebutkan tak kurang dari 30 kali, kata “adil” dan seluruh kata turunannya digunakan Al- Quran.

Coba kita simak beberapa ayat berikut yang merupakan perintah Tuhan agar kita berlaku adil dalam beberapa konteks tindakan:

1. Dalam menetapkan hukum.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” [Surah An-Nissa (4):58]

2. Dalam bersikap sehari-hari.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat adil dan berbuat kebajikan…”[Surah An-Nahl (16) :90]

3. Dalam berbicara.

Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabatmu.” [Surah Al-An’Aam (6):152]

4. Dalam bersaksi.

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu”. [Surah An-Nisaa (4):135]

5. Dalam mendamaikan perselisihan

“…maka damaikan antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah..” [Surah Al Hujurat (49): 9]

6. Menghadapi orang yang tidak disukai

Dan janganlah sekali-kali kebencianmu pada suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” [Surah Al Maidah (5) :8]

Dan banyak lagi ayat-ayat Tuhan yang memerintahkan kita untuk berlaku adil.

Agaknya, perintah untuk berlaku adil semakin perlu mendapat penekanan akhir-akhir ini, khususnya terkait dengan upaya kita merajut kembali kehidupan berbangsa yang kini tengah terancam.
Semoga sikap adil ini menjadi renungan bersama dalam kita menghadapi situasi yang penuh kemelut ini.

Saya berkeyakinan, demi kebahagiaan hidup kita bersama sebagai bangsa, dan juga keselamatan kita di akhirat kelak, prinsip keadilan harus menjadi tema sentral yang harus segera dilaksanakan. Bukankah begitu?

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!