JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, mendorong agar kegiatan kebencanaan mencakup aspek psikososial yang ada di lokasi bencana mendapatkan payung hukum yang jelas. Hal ini disampaikan Ace saat memberikan sambutan dalam kegiatan Pelatihan Daring Psychological First Aid KMI (Kesehatan Mental Indonesia) dan Rumah Konseling pada Ahad (19/11).
Kegiatan tersebut menampilkan narasumber Dr. Muhammad Iqbal dan Ketua KMI, Hena Rustiana. Hadir juga memberikan sambutan, Abah Rama Royani, penemu Talents Mapping yang menyampaikan pentingnya pendekatan berbasis kekuatan dilakukan oleh relawan dalam memberikan dukungan psikososial pada penyintas bencana.
Saat ini, dukungan yang diberikan kepada penyintas, termasuk dari IKALUIN Jakarta adalah memberikan donasi dan turut berpartisipasi dalam penanganan bencana erupsi gunung Semeru di Jawa Timur.
Dari hasil observasi yang dilakukan Ace saat memantau lokasi bencana di daerah Lumajang, salah satu kebutuhan yang mendasar adalah dukungan psikososial untuk pemulihan mental masyarakat penyintas bencana. Sebagai contoh, papar Ace, “Beberapa pengungsi tidak mau kembali lagi ke rumah yang lama. Hampir ada tiga ribuan jumlah pengungsi, dan mereka minta kepada Komisi VIII DPR RI untuk direlokasi.”
Waktu Ace melakukan kunjungan ke Lumajang didampingi oleh Bupati Lumajang, hampir semua pengungsi menginginkan relokasi. Saat ini, sudah mulai dilakukan pembicaraan karena ada beberapa luas tanah yang dimiliki oleh Perhutani yang akan dijadikan hunian tetap.
“Sebagai pimpinan Komisi VIII, saya punya keinginan yang sangat kuat dan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan psikososial mencakup Psychological First Aid (Pendampingan awal psikologi), karena proses trauma healing akan membutuhkan proses panjang. Pendampingan anak-anak penting untuk dilakukan,” jelasnya.
Di lokasi bencana yakni sekitar gunung berapi, sama sekali tidak ada tempat evakuasi yang diarahkan oleh BPBD. Ini menimbulkan banyak korban.
Ace menambahkan bahwa setiap daerah yang memiliki potensi bencana, harus mempunyai titik evakuasi. Lalu ada simulasi bencana agar mereka bisa menyelamatkan diri di tempat tertentu, serta struktur bangunan yang siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Hesti Albastari