Semua Wanita yang sudah mulai alami menstruasi berisiko terkena kanker payudara. Karena ada hubungan antara kanker payudara dengan paparan hormone estrogen. Maka itu, penting untuk melakukan pencegahan dan deteksi dini dengan mewaspadai adanya benjolan. Cara deteksi paling efektif dengan melakukan SADARI ( Periksa Payudara Sendiri). Demikian diterangkan dr. Aris Ramdhani, Sp. B dari RSUI dalam acara Seminar Awam, Bicara Sehat, dalam memperingati Hari Kesadaran Kanker Payudara Internasional di bulan Oktober lalu.
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi, agar mendapatkan hasil yang akurat. Jika mendapati ada kelainan pada payudara, secepat mungkin periksakan ke ahli medis. Beberapa kelainan yang harus diwaspadai diantaranya: 1) ada benjolan di payudara, ketiak, atau leher. 2) perubahan kulit menebal, mengkerut, atau seperti jeruk purut, 3) perubahan letak dan bentuk puting, 4) keluar cairan dari puting bukan pada saat menyusui, 5) nyeri pada payudara, dan 6) luka sekitar puting yang tidak sembuh.
Menurut Aris Ramdhani, wanita berusia lebih dari 40 tahun hendaknya melakukan pemeriksaan klinis payudara secara rutin ke dokter. Direkomendasikan pula bagi wanita sejak usia 25 tahun melakukan pemeriksaan rutin satu kali setiap dua tahun, dan di usia 30 tahunan melakukan pemeriksaan sekali setahun.
Pemeriksaan rutin perlu di follow up pula bagi para survivor kanker payudara. Hal ini untuk mencegah kemungkinan kambuh. Lakukan SADARI setiap bulan dan mammografi setiap 6-12 bulan untuk pasca Breast Conserving Surgery (tindakan pengangkatan kanker) Selain itu, berhati-hati terhadap munculnya benjolan baru, nyeri tulang, nyeri dada, sesak, nyeri perut, dan sakit kepala menetap.