SLEMAN, MENARA62.COM – Sleman memiliki potensi besar untuk budidaya ayam Joper. Peternakan hasil kawin silang antara ayam jantan Jawa super dengan ayam betina petelur tersebut justeru dapat menguatkan ketahanan pangan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Hal tersebut mengemuka dalam penutupan Sekolah Lapang Ayam Joper yang berlangsung di Kelompok Tani Ternak Danikerto Sariharjo Ngaglik Sleman pada Selasa (18/5/2021) yang diikuti puluhan anggota kelompok Poktan. Hadir Panewu Ngaglik Drs. Subagya, MM Lurah Sariharjo, Ir. H. Abdul Kadir Dewan dari Ngaglik serta dari Dinas Pertanian Sleman P. Rofiq SPt serta Anang Sanjaya, Ketua Gapoktan Sariharjo Ngaglik.
Ayam Joper merupakan persilangan Jowo dan Super keturunan dari hasil persilangan antara jantan ayam kampung dengan betina petelur coklat dengan tujuan untuk produksi daging.
“Ayam Joper mempunyai beberapa potensi, antara lain umur panen hanya 60 hari, sementara ayam kampung biasa mencapai 120 hari. Kebutuhan pakan sekitar 2,4 kg untuk 1 kg berat hidup sementara ayam kampung biasa 3,4 kg pakan setiap 1 kg berat hidup,” kata Rofiq selaku pembicara.
Diakui permintaan konsumen akan ayam Joper tinggi karena rendahnya kadar kolesterol dan lemak. Selain itu ayam tersebut juga mudah dipelihara oleh semua orang.
Dalam kesempatan tersebut Ir Abdul Kadir setelah melihat paparan dari pembicara dan melihat antusiasme dan kesan dari peserta menyatakan puas dengan hasil evaluasi yang dilakukannya. “Kita bisa lihat dengan evaluasi yang dilakukan menunjukkan hasil yang memuaskan sesuai analisa usaha tani capaian keuntungan dan potensi besar untuk dikembangkan dan kami akan mengawal untuk bisa menjadi contoh kegiatan peternakanserta mendapatkan insentif dari pemerintah dan pembinaan dan pengembangan usaha peternakan,” katanya.
Program peternakan ini lanjutnya, adalah murni usulan dari komisi C DPRD Sleman yang membidangi bidang pertanian yang merupakan implemenrasi visi misi Bupati RPJMD untuk mengurangi dampak pandemi. Menurutnya bertenak ayam Joper, yang secara selektif memilih jenis ayam dan jenis pakannya ditambah dengan ilmu dan pengalaman, menghasilkan manfaat ekonomi yang jelas. “Pasar hasil panen sudah ada yang nampung secara kemitraaan,” tandasnya.
