MAGELANG, MENARA62.COM — Saat ini, kecintaan generasi muda terhadap wayang kulit semakin menurun. Mereka juga tidak mengetahui bentuk fisik, nama dan karakter masing-masing tokoh wayang.
Metode Multiple Intellegence Pameran Larikan Inovasi Jawa (Pleci Palawija) merupakan cara untuk mempermudah bagi siswa Sekolah Dasar (SD) memahami karakter tokoh wayang. Metode ini diciptakan empat mahasiswa Prodi PGSD FKIP UM Magelang yaitu Octavia Uswatun Khasanah, Heni Rahmawati, Nisa Indira Aliffiana, dan Ellyana Bhekti Saputri.
Di bawah bimbingan dosen Galih Istiningsih MPd, keempat mahasiswa menyusun proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR Berbasis Pleci Palawija terhadap Penguasaan Konsep Wayang Pandhawa pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Pasuruhan 1 Magelang.” Proposal ini berhasil memenangkan dana hibah dari Kementerian Riste Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2017.
“Hakikatnya program ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan terkait dengan pemahaman penguasaan konsep wayang Pandhawa pada siswa kelas IV SD,” kata Octavia Uswatun Khasanah, Ketua Tim Peneliti di Magelang, Jumat (15/6/2017).
Lebih lanjut Okta menjelaskan latar belakang penelitian ini adalah guru yang masih menggunakan model dan metode ceramah dalam mengajarkan materi wayang. Metode ini dinilai kurang inovatif sehingga anak kurang memahami tokoh wayang, khususnya Pandhawa, baik dari sisi bentuk fisik maupun karakternya.
Tim mendapatkan informasi tersebut dari penuturan Kepala SDN Pasuruhan 1 Magelang, Tugino SPd. Dalam perbincangan dengan empat mahasiswa UM Magelang, Tugino mengungkapkan siswa kelas IV masih kurang dalam memahami tokoh Wayang Pandhawa terutama karakter dan penokohannya. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga kurang melestarikan atau nguri-uri budaya Jawa.
Penelitian dimulai awal bulan April dengan target kelas 4 A sebagai kelas kontrol dan kelas 4 B sebagai eksperimen. Proses penelitian dilakukan selama empat kali. Penelitian 1 sampai 3 dilakukan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan penelitian 4 dilakukan di luar kelas.
“Hal ini dikarenakan pembelajarannya berfokus pada multiple intelligence yang menyenangkan yaitu dengan role playing atau bermain peran menceritakan tokoh wayang Pandhawa oleh siswa kelas IV SD Negeri Pasuruhan 1 Magelang,” kata Octa.
Penerapan model pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching Tipe Tandur berbasis Pleci Palawija artinya proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Metode ini mengkombinasikan kecerdasan anak yang berbeda dari delapan kecerdasan yang ada menurut Howard Gardner yang biasa disebut Multiple Intellegence.
.
Melalui penerapan penerapan model tersebut, materi pembelajaran siswa kelas IV di SD Negeri Pasuruhan 1 dapat tersampaikan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta lima indikator yang termuat dalam materi wayang kelas IV. Yaitu mengamati gambar tokoh wayang Puntadewa, menyebutkan keluarga Puntadewa (istri, anak dan saudara), menjelaskan nama negaranya, menjelaskan ajian yang dimiliki, dan menceritakan kisah Puntadewa dalam merebut kembali Negara Astina.
“Setelah penelitian 1 sampai 4, tim peneliti melakukan olah data yang mendapatkan hasil perbedaan antara pre test dan post test anak kelas 4A dan 4B. Hasil dari pre test dan post test menunjukkan ada pengaruh terkait dengan model pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur berbasis Pleci Palawija terhadap Penguasan Konsep Wayang Pandhawa Kelas IV di SD Negeri Pasuruhan 1 Magelang,” tandas Okta.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, mereka mengadakan kegiatan pagelaran wayang Pandhawa berdasarkan Multiple Intellegence yang dimiliki siswa . Para peneliti berharap siswa dapat mengetahui penguasaan konsep dan terlihat adanya pengaruh antara model pembelajaran Quantum Teaching tipe Tandur berbasis Pleci Palawija terhadap penguasaan konsep wayang Pandhawa pada siswa kelas IV di SD Negeri Pasuruhan 1 Magelang.