JAKARTA, MENARA62.COM — Ketua Umum Syarikat Islam Hamdan Zoelva mengajak ummat Islam untuk membangun ekonomi kerakyatan. Prinsip inilah yang perlu dipegang kader Syarikat Islam.
“Selama ini, anggota Syarikat Islam itu ada dan masih terus bergerak, namun kepengurusan dan organisasinya yang tidur lama,” ujar Hamdan ketika memberi sambutan pada pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah Syarikat Islam DKI Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Menurut Hamdan, pegangan bagi kader Syarikat Islam ada tiga. Pertama, azas organisasi, Islam. “Dengan dasar ini, kita bekerja. Semua kerja akan mendapat balasan dari Allah SWT, jadi kita akan mendapatkan kenikmatan dunia sekaligus akherat,” ujarnya yang menegaskan lagi betapa pentingnya melaksanakan ajaran Islam sepenuhnya.
Kedua, azas dalam berhimpun kerakyatan. “SI hidup tumbuh dengan rakyat dari bawah. SI mengangkat derajat rakyat Indonesia,” ujarnya.
Azas dalam usaha, sosial ekonomi. “Tiga azas ini pilihan tepat. Problem kita sejak lama adalah soal keadilan ini. VOC kuasai ekonomi. Lalu tanam paksa yang dilakukan Belanda, lalu Belanda mengundang investor asing untuk buka perkebunan, dimana bagian rakyat,” ujarnya.
Karena itulah, menurut Hamzan, dakwah ekonomi lah yang perlu digelorakan. Sejak jaman Belanda, kebangkitan ekonomi inilah yang dimatikan, dan tidak bisa bangkit hingga sekarang. “Bangsa ini jadi sekedar pegawai, Bung Karno mengingatkan, kita jangan jadi bangsa kuli,” ujarnya.
Mayjend (Purn) Hadi Suprapto ketua DPW Syarikat Islam DKI Jakarta yang baru dilantik mengatakan, kebangkitan ekonomi Ummat Islam menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.
Pendiri Syarikat Dagang Islam, HOS Cokroaminoto, menurut Suprapto telah mengingatkan, soal ekonomi yang harus dikuasai Umat Islam. Perlu membangkitkan semangat ekonomi menjadi gerakan nyata.
“Banyak hal yang bisa terjadi dalam organisasi, namun masalah ekonomi jadi problem penting yang harus diselesaikan,” ujarnya.