25.4 C
Jakarta

Rencana Demo Ojol 20 Mei Besok, Menhub Dudy Kumpulkan 4 Operator Aplikasi Ojek Online

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Pengemudi ojek online (ojol) dan taksi online akan menggelar demo besar-besaran dan mematikan aplikasi secara massal mulai besok, Selasa 20 Mei 2025. Aksi ini diperkirakan berlangsung serentak di hampir seluruh kota Indonesia, melibatkan ratusan ribu pengemudi online roda dua dan roda empat secara serentak.

Merespon rencana aksi tersebut, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhy menggelar pertemuan dengan pengelola aplikasi ojek online  dari Gojek, Grab, Maxim dan inDrive, di Jakarta, Senin (19/5/25).

Menhub Dudy mengumpulkan empat aplikator ojek online ini menyusul keluhan mitra ojol terkait isu potongan tarif yang dinilai melebihi 20 persen dari ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.

Menhub menilai akan sangat bijak jika semua pihak dapat saling mendengarkan dan memahami permasalahan yang muncul di industri transportasi online secara jernih dan objektif.

“Tentu akan sangat arif apabila kita bisa mendengarkan apa yang menjadi permasalahan atau apa yang menjadi isu yang ada pada bisnis online ini,” ujar Menhub.

“Begitu juga dari pihak pemerintah tentu tidak hanya semata-mata melibatkan Kementerian Perhubungan tapi juga melibatkan pihak-pihak lain yang terkait dengan pemerintahan,” tambahnya.

Dalam diskusi itu, dia mendengar pertimbangan dari empat perusahaan transportasi online. Sebagian besar menggunakan potongan 20 persen untuk operasional perusahaan dan pengembangan bisnis.

“Kita juga harus melihat bahwa ekosistem yang ada sekarang ini ini harus dijaga keseimbangannya. Bagaimana caranya supaya pengemudi tetap stay, customer tetap stay, kemudian jaringan ekosistemnya tetap berjalan dengan baik, ini penting,” ujar Dudy.

Presiden Gojek Catherine Hindra Sutjahyo dalam pertemuan itu mengatakan, pemotongan komisi yang dilakukan aplikator tersebut telah sesuai dengan aturan Kemenhub yaitu 15 persen plus 5 persen. “Kalau boleh sharing digunakan buat apa sih komisi 20 persen ini ? Kalau kami di Goto (GoTo Gojek Tokopedia), dari 20 persen itu adalah untuk promo pelanggan,” kata Catherine.

Catherine menanggapi permintaan mitra pengemudi terkait pengurangan potongan komisi menjadi 10 persen, namun ia menilai hal itu justru berisiko menurunkan pendapatan total atau take home pay mitra secara keseluruhan.

“Saat ini GoJek tidak mengambil komisi lebih dari 20 persen. Pembagian itu, selain untuk keuntungan usaha aplikator, komisi itu juga digunakan GoJek untuk program promo,” ucap Chatherine.

Hal serupa juga diutarakan pengelola aplikator Grab, pembagian hasil tetap mengacu kepada Peraturan Menteti Perhubungan. “Dalam Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor 1001 Tahun 2022 yang mengatur aplikasi hanya boleh mengambil komisi maksimal 20 persen dari mitra,” tutur Tirza R. Munusamy selaku Chief of Public Affairs Grab, seraya menyebutkan bila ada program promo pihaknya tidak memotong dari pendapatan pengemudi, namun dikelola dari potongan fee yang 20%.

Ia menegaskan tidak mengambil komisi melebihi 20 persen dari biaya perjalanan. “Di luar itu, memang ada biaya jasa aplikasi yang dibebankan pada pengguna layanan ojol, sama seperti GoJek,” ujar Tirza.

Diakuinya, memang ada salah kaprah yang dipahami oleh pengemudi ojol, seolah-olah aplikator memotong komisi lebih dari 20 persen. Contohnya, tarif misal Rp10.000 maka bagi hasilnya 20 persen yaitu Rp 2.000, jadi mitra dapat Rp 8.000, tapi itu di sisi mitra. Ada juga sisi pengguna, ada platform fee Rp 2.000, jadi yang dibayarkan pengguna adalah Rp 10.000 + Rp 2.000.

“Yang jadi masalah itu adalah (mitra menghitung) Rp8.000 per Rp12.000, bukan per Rp10.000,” ujar Tirza, sembari menambahkan saat ini sumber pendapatan usaha Grab adalah dari komisi dan jasa aplikasi. Menurutnya, selain digunakan untuk sumber pendapatan, komisi 20 persen yang diambil Grab juga digunakan untuk pengembangan teknologi, keamanan, keselamatan (asuransi) dan membantu mitra pengemudi dalam operasionalnya seperti bantuan ganti oli sampai bantuan tambal ban.

Sementara itu, aplikator Maxim menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengambil komisi lebih dari 20 persen dari mitra, namun demikian pihaknya membuka peluang untuk mengkaji kembali besaran komisi utamanya guna perkembangan usaha.

“Memang komisi ini bisa dikaji lebih jauh karena kita membutuhkan inovasi, dan Maxim perlu berkembang dan akan terus berkembang walau goalnya adalah kesejahteraan mitra,” ucap Government Relations Specialist Maxim Indonesia, Muhammad Rafi Assagaf.

Berbeda dari ketiga aplikator diatas, untuk aplikator InDrive besaran komisi memiliki skema yang berbeda. “Komisi yang diterima InDrive justru di bawah 20 persen, dengan skema komisi untuk mitra ojol motor adalah 9,9 persen dan 11,7 persen untuk mitra ojol mobil yang beroperasi di Jakarta,” ungkap Business Development Representative inDrive, Ryan Rwanda.

Rencananya aksi mitra ojol ini akan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga selesai akan dipusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan dan Gedung DPR RI, sehingga berpotensi melumpuhkan sebagian Jakarta akibat kemacetan panjang di sejumlah ruas jalan.

Aksi tersebut akan diikuti pengemudi ojol dan taksi online dari berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon, hingga Palembang, Lampung, dan wilayah Banten Raya.(*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!