JAKARTA, MENARA62.COM – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Hijrah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) tampil memukau dalam ajang Festival Teater Jakarta Selatan (FTJS) 2019, yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Bulungan, Rabu malam (28/8/2019). Ini adalah keikutsertaan Teater Hijrah UHAMKA untuk kesekian kalinya pada ajang yang digelar rutin setiap tahun oleh Pemkot Jakarta Selatan.
Wakil Rektor III UHAMKA Dr. Lelly Qodariah M.Pd menyampaikan apresiasinya kepada Teater Hijrah yang tampil gemilang pada pementasan tersebut. Baginya teater adalah salah satu wahana untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa.
“Melalui teater, mahasiswa juga dituntut untuk selalu kreatif berkemajuan, agar dapat meraih prestasi tidak hanya dibidang akademik tetapi juga prestasi non akademik,” jelas Dr. Lelly, Kamis (29/8/2019).
Dalam pentas kali ini, Teater Hijrah membawakan kisah berjudul Dendam KutKutbi. Ini adalah kisah tentang hubungan terlarang antar remaja berlainan agama. Sebuah kisah yang mengajarkan bagaimana kekuatan mantra yang dimiliki seorang manusia tidak bisa abadi. Mantra sebanyak dan sekuat apapun tidak akan bisa melawan kehendak Allah SWT, Zat Penguasa Alam Semesta.
Adalah Kutkutbi yang terpaksa harus dihukum mati oleh Mpu Agni setelah menjalin hubungan terlarang dengan Ragusa. Tetapi jasad Kutkutbi tak bisa serta merta hancur dimakan zaman karena konon dilindungi oleh kekuatan mantra yang dimilikinya.
BACA JUGA:
- Teater Hijrah UHAMKA Sabet Lima Penghargaan
- Bulan dan Kerupuk Teater Hijrah UHAMKA Raih Penghargaan FTJ 2018
Hingga akhirnya muncul seorang peneliti bernama Dr. Muzaky yang menemukan peti Kutkutbi. Karena penasaran, Dr Muzaky lantas menghidupkan kembali Kutkutbi dengan mantra. Tetapi sial, dendam Kutkutbi berbuah pahit bagi Dr Muzaky. Ia terkena kutukan yang membuatnya harus membunuh Amir, keturunan Mpu Agni yang tidak lain adalah sahabat sekaligus calon adik iparnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada FTJS kali ini, jelas Ketua Umum Teater Hijrah UHAMKA, Zulfanis Hermarini, tim tidak bisa memilih naskah secara bebas. Naskah cerita sudah ditentukan oleh penyelenggara dengan maksud agar setiap hari naskah yang dipentaskan tidak memiliki kesamaan cerita.
Proses persiapan pementasan itu sendiri diakui Zulfanis dilakukan selama kurang lebih 7 bulan. Pada tanggal 28 Juli 2019, tim Teater Hijrah mengadakan pementasan evaluasi guna untuk mencari apa yang kurang dari penyajian pementasan mulai dari artistik, make-up, kostum, aktor dan lain-lain.
“Sutradara menjadi penanggungjawab dalam setiap pementasan, untuk kali ini kami menunjuk Novia Rossa Waniza. Ia merupakan alumni Teater Hijrah yang juga menjadi alumni UHAMKA program studi matematika. Aggota yang terlibat dalam pementasan ini juga gabungan dari beberapa fakultas di UHAMKA; FEB, FKIP, FT, FFS, FISIP, FPSI, dan lain-lain,” jelasnya.
Ia berharap pementasan Teater Hijrah kali ini dapat melanjutkan tradisi prestasi yang selama ini sudah ditorehkan Teater Hijrah pada tahun-tahun sebelumnya.
“Semoga Teater Hijrah bisa tetap menjadi kebanggaan kampus Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Dan semoga melalui kegiatan seni pentas ini, kami dapat menciptakan generasi yang kreatif, aktif, dan berprestasi untuk masa depan bangsa,” tutup Zulfanis.